<p>XL Axiata Tower / Dok. PT XL Axiata Tbk (EXCL) </p>
Korporasi

Perbandingan Karyawan dan Beban Gaji: XL Axiata Vs Smartfren

  • Dalam hal beban gaji, XL Axiata mencatatkan pengeluaran sebesar Rp1,2 triliun untuk gaji dan kesejahteraan karyawan (termasuk karyawan alih daya) pada kuartal III-2024

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) memiliki jumlah karyawan yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL), yang berimbas pada beban gaji dan tunjangan yang lebih ringan.

Meskipun Smartfren memiliki lebih sedikit karyawan, beban yang dipikulnya tetap signifikan, meskipun mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Berdasarkan laporan keuangan EXCL, XL Axiata dan anak perusahaannya tercatat memiliki 2.163 karyawan pada kuartal III-2024, meningkat 5,71% dari 2.046 karyawan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan jumlah karyawan ini juga terlihat pada kuartal III-2023, yang mencatatkan kenaikan sebesar 5,79% yoy dibandingkan dengan kuartal III-2022, di mana jumlah karyawan mencapai 1.934 orang.

Dalam hal beban gaji, XL Axiata mencatatkan pengeluaran sebesar Rp1,2 triliun untuk gaji dan kesejahteraan karyawan (termasuk karyawan alih daya) pada kuartal III-2024, naik 18,6% yoy dibandingkan dengan Rp1,05 triliun pada kuartal III-2023.

Pada periode tersebut, pos gaji dan tunjangan juga meningkat sebesar 19,8% yoy dari Rp1,03 triliun pada kuartal III-2023. Kenaikan beban gaji ini mencerminkan bertambahnya jumlah karyawan serta pengeluaran untuk kesejahteraan mereka.

Smartfren: Penurunan Beban Gaji dan Karyawan

Berbeda dengan XL Axiata, Smartfren justru mengalami penurunan jumlah karyawan dan beban gaji dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2024, Smartfren mencatatkan jumlah karyawan (termasuk kontrak) sebanyak 1.786 orang, turun signifikan sebanyak 36,7% yoy dari 2.829 karyawan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan pada kuartal III-2023, jumlah karyawan Smartfren juga menurun meskipun sedikit, dari 2.834 karyawan pada kuartal III-2022.

Seiring dengan penurunan jumlah karyawan, beban gaji yang ditanggung Smartfren juga mengalami penurunan. Pada kuartal III-2024, total beban gaji tercatat mencapai Rp557,7 miliar, yang turun sekitar 36% yoy dibandingkan dengan Rp672 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Penurunan ini menunjukkan adanya efisiensi dalam pengelolaan karyawan di Smartfren, yang tercermin dalam pengurangan jumlah karyawan dan beban gaji mereka.

Perbedaan jumlah karyawan dan beban gaji yang dipikul oleh XL Axiata dan Smartfren mencerminkan strategi dan pendekatan yang berbeda dalam menjalankan operasional. XL Axiata terus mengembangkan jumlah karyawan seiring dengan ekspansi bisnisnya, yang menyebabkan peningkatan beban gaji dan kesejahteraan.

Di sisi lain, Smartfren lebih fokus pada efisiensi dengan mengurangi jumlah karyawan dan beban yang terkait, meskipun ini berdampak pada penurunan angka pengeluaran gaji.

Tanggapan Telkom

Merger antara dua operator besar ini disambut positif oleh Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, yang berharap perubahan tersebut akan memberikan dampak positif bagi industri telekomunikasi secara keseluruhan. “Merger semoga baik untuk industri lah,” kata Ririek dalam acara di kantor Telkom pada Senin, 16 Desembe 2024.

Meskipun merger ini membuat jumlah operator seluler besar di Indonesia menyusut menjadi tiga (Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, dan gabungan XL-Smartfren) Ririek tetap optimis bahwa persaingan di pasar telekomunikasi akan tetap hidup. Menurutnya, dengan hanya ada tiga pemain besar, persaingan di industri telekomunikasi Indonesia tetap akan terjadi dan tetap sehat.

Jika berjalan sesuai rencana, merger ini diperkirakan akan efektif pada 15 April 2025. Merza menyampaikan, saat ini proses masih menunggu perizinan dari regulator, yaitu Kementerian Komunikasi dan Digital serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan diharapkan merger ini bisa selesai pada paruh pertama tahun 2025.

Sebagai dampak langsung dari merger ini, seluruh neraca FREN dan ST, termasuk aset, kewajiban, serta ekuitas, akan secara otomatis dialihkan ke dalam XL Axiata (EXCL). Para investor yang sebelumnya memiliki saham di FREN dan ST juga akan bergabung ke dalam EXCL melalui mekanisme konversi saham.