PLN  telah siap mengamankan SPKLU untuk arus balik mudik. Hal ini dilakukan untuk memberikan kenyaman bagi para pemudik pengguna mobil listrik.
Energi

Perbandingan Mobil Listrik Vs Konvensional (Bagian II): Memacu SPKLU untuk Imbangi SPBU

  • Ekosistem KBLBB di Indonesia mulai dari Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) hingga pabrik baterai nampaknya masih dalam proses.
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Pemerintah terus menggencarkan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), hal ini utamanya guna mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar minyak (BBM) yang semakin lama bisa semakin membebani anggaran negara.

Namun ekosistem KBLBB di Indonesia mulai dari Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) hingga pabrik baterai nampaknya masih dalam proses. 

Tentu ini sangat berbeda dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk kendaraan konvensional. Mereka telah tersebar di banyak tempat hingga sangat mudah diakses

Teranyar Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatkan, investasi konsorsium LG Energy Solution (LG) untuk pembangunan pabrik prekursor atau katoda yang menjadi bagian dari ekosistem baterai kendaraan listrik di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah.

Bahlil menjelaskan feasibility study selesai di Agustus dan akan mulai dibangun pada September. Menurutnya hadirnya pembangunan pabrik katoda LG di Batang menjadi integrasi pembangunan hulu dan hilir ekosistem baterai kendaraan listrik.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meresmikan ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan di Indonesia yang digelar di PT. Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, pada Rabu, 3 Juli 2024. Presiden menyebut bahwa ini merupakan pabrik sel baterai EV yang pertama dan terbesar di Asia Tenggara.

Presiden mengatakan bahwa proyek ini tidak hanya mencakup pembangunan smelter dan pabrik sel baterai kendaraan listrik, tetapi juga mengintegrasikan nilai tambah dari sumber daya alam Indonesia seperti nikel, bauksit, dan tembaga. Melalui integrasi tersebut, Presiden meyakini, Indonesia dapat berkompetisi dengan negara lain.

Jumlah SPKLU Vs SPBKLU

Kementerian ESDM melaporkan bahwa per Juni 2024 jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) mencapai 3.457 unit yang tersebar di seluruh Indonesia.

Koordinator Tarif dan Subsidi Listrik Kementerian ESDM, Ario Panggi Pramono Aji mengatakan, jumlah SPKLU ini bertambah sebanyak 195 dibanding data April lalu yang dilaporkan oleh PT PLN (Persero). Ario berharap kedepannya akan lebih banyak lagi SPKLU dan SPBKLU yang terbangun di Indonesia.

“Ini terdiri atas 1.575 unit SPKLU dan 1.882 unit SPBKLU,” kata Koordinator Tarif dan Subsidi Listrik Kementerian ESDM, Ario Panggi Pramono Aji dalam sosialisasi tarif tenaga listrik pada Rabu, 31 Juli 2024.

pembangunan SPKLU ditujukan untuk mengalihkan penggunaan BBM ke penggunaan daya listrik. Pembangunan SPKLU juga bertujuan mendukung penghematan energi dan pengurangan emisi. Dia mengatakan, penggunaan kendaraan listrik bisa menghemat energi 70% dan menurunkan emisi 50%.

Kementerian ESDM melaporkan bahwa dari total pembangunan 1.575 unit SPKLU & Charging Station di 1.126 lokasi ini, Provinsi Jawa Barat menjadi wilayah dengan penambahan terbanyak pada 2024 mencapai 86 unit. Melalui penambahan ini, maka total SPKLU yang ada di Jawa Barat hingga Juni mencapai 324 unit.

Tiang Listrik Disulap jadi SPKLU

PT PLN (Persero) turut dituntut untuk mempercepat pembangunan SPKLU di mana PLN tengah melakukan proses pengadaan untuk perubahan 2.000 tiang listrik baik yang berbasis baja maupun yang berbasis beton.

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti mengatakan pengerjaan proyek ini akan dimulai pada Agustus 2024. “Sudah ada lokasi yang telah terinventarisir, jadi sudah mau jalan,” ujarnya saat ditemui di Jakarta.

Alasan PLN mengubah tiang listrik menjadi SPKLU iyalah melihat potensi jutaan tiang listrik yang dimiliki PLN dapat memfasilitasi percepatan penambahan ekosistem dengan harga terjangkau.

PLN bisa menyelesaikan target 2 ribu unit SPKLU tiang pada 2024. Tak hanya tiang listrik, PLN juga berencana menambah jumlah SPKLU di temoat tempat strategis di antaranya akan bekerja sama dengan hotel, mall, lapangan parkir dan lain-lain. 
 

Berikut Daftar Sebaran SPKLU dan SPBKLU Di Indonesia :

Sumatra: 213 SPKLU dan 232 SPBKLU 
Banten: 119 SPKLU dan 317 SPBKLU 
Jakarta: 262 SPKLU dan 585 SPBKLU 
Jawa Barat: 324 SPKLU dan 390 SPBKLU 
Jawa Tengah dan DIY: 150 SPKLU dan 72 SPBKLU 
Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara: 301 SPKLU dan 217 SPBKLU 
Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua: 206 SPKLU dan 68 SPBKLU

 

Bagian I: Perbandingan Mobil Listrik Vs Konvensional (Bagian I): Dari Biaya Operasional hingga STNK