Ilustrasi industrasi reasuransi.
IKNB

Perbandingan Pertumbuhan Laba 7 Perusahaan Reasuransi: Siapa Paling Melesat?

  • Sebagai catatan, Orion Reasuransi tidak dicantumkan dalam daftar di bawah ini karena belum ada perbandingan secara tahunan untuk kinerja laba mereka untuk pembukuan per-Juni 2024.

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Perusahaan-perusahaan reasuransi di Indonesia telah melaporkan kinerja laba mereka untuk semester I-2024. 

Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat bahwa per-kuartal I-2024, ada delapan perusahaan yang bergerak di bidang reasuransi. 

Delapan perusahaan tersebut di antara lain PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) / Indonesia Re, PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (Marein), PT Reasuransi Maipark Indonesia, PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre), PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure), PT Indoperkasa Suksesjaya Reasuransi (InaRe), PT Reasuransi Nusantara Makmur (Nusantara Re), dan PT Orion Reasuransi Indonesia. 

Perusahaan-perusahaan reasuransi tersebut mencatat pergerakan laba yang beragam, kecuali untuk Orion Reasuransi yang baru saja diresmikan pada bulan Mei lalu. 

Berikut ini perbandingan pertumbuhan laba dari perusahaan-perusahaan reasuransi yang ada di Indonesia untuk akhir semester I-2024. Sebagai catatan, Orion Reasuransi tidak dicantumkan dalam daftar di bawah ini karena belum ada perbandingan secara tahunan untuk kinerja laba mereka untuk pembukuan per-Juni 2024.

Indonesia Re Berhasil Membalikkan Kerugian

PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau yang dikenal dengan Indonesia Re, berhasil mengubah kerugian menjadi laba sebesar Rp99,8 miliar per 30 Juni 2024. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan ini mencatatkan kerugian sebesar Rp6,25 miliar. 

Kenaikan laba ini didorong oleh peningkatan pendapatan premi perusahaan yang mencapai Rp2,83 triliun, naik 11,95% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp2,53 triliun. Meskipun hasil underwriting menurun 62,55% yoy menjadi Rp33,2 miliar dari Rp88,77 miliar, hasil investasi meningkat tajam menjadi Rp229 miliar, naik 163,7% yoy dari Rp87,04 miliar.

Marein Mencatatkan Kenaikan Laba Signifikan

PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (Marein) juga mencatatkan kenaikan laba yang signifikan. Marein meraih laba sebesar Rp75,22 miliar sampai akhir Juni 2024, meningkat 77,54% yoy dari Rp42,36 miliar pada Juni 2023. 

Peningkatan laba ini didorong oleh kenaikan premi bruto yang mencapai Rp1,38 triliun, naik 12,67% yoy dari Rp1,23 triliun pada Juni 2023. 

Namun, hasil underwriting Marein menurun 29,52% yoy menjadi Rp14,8 miliar dari Rp21,1 miliar, sementara hasil investasinya meningkat 71,81% yoy menjadi Rp96,5 miliar dari Rp56,16 miliar.

Maipark Mengalami Penurunan Laba

Berbeda dengan Indonesia Re dan Marein, PT Reasuransi Maipark Indonesia mencatatkan penurunan laba. Maipark meraih laba setelah pajak sebesar Rp20,06 miliar pada Juni 2024, turun 30,64% yoy dari Rp28,93 miliar. 

Meskipun jumlah premi bruto meningkat 9,39% yoy menjadi Rp92,1 miliar dari Rp84,19 miliar, hasil underwriting menyusut 33,39% yoy menjadi Rp31,59 miliar dari Rp47,43 miliar. Namun, hasil investasi meningkat 22,57% yoy menjadi Rp20,09 miliar dari Rp16,39 miliar.

Baca Juga: Hardening Market Picu Pelaku Reasuransi untuk Berbenah dalam Akseptasi Risiko

Nasre Alami Penurunan Drastis

PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre), yang merupakan cucu usaha BUMN IFG melalui PT Askrindo, mencatatkan laba sebesar Rp64,52 miliar sampai Juni 2024, turun 88,58% yoy dari Rp565 miliar pada Juni 2023. 

Penurunan ini disebabkan oleh penurunan premi bruto sebesar 13,73% yoy menjadi Rp1,84 triliun dari Rp2,13 triliun. Hasil underwriting juga mengalami penurunan tajam menjadi Rp38,79 miliar, turun 91,65% yoy dari Rp464 miliar, sedangkan hasil investasi menurun 11,72% yoy menjadi Rp170,8 miliar dari Rp193,5 miliar.

Tugure Catatkan Pertumbuhan Laba Paling Signifikan

PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure), sayap bisnis reasuransi Pertamina melalui Tugu Insurance, mencatatkan peningkatan laba signifikan sebesar 1.488% yoy menjadi Rp104,5 miliar sampai Juni 2024, dari sebelumnya hanya Rp6,5 miliar. 

Peningkatan laba ini didorong oleh kenaikan premi bruto sebesar 26,75% yoy menjadi Rp1,55 triliun dari Rp1,22 triliun, peningkatan hasil underwriting sebesar 136,25% yoy menjadi Rp56,65 miliar dari Rp23,97 miliar, serta hasil investasi yang meningkat 17,32% yoy menjadi Rp67,7 miliar dari Rp57,7 miliar.

InaRe Tunjukkan Pertumbuhan Stabil

PT Indoperkasa Suksesjaya Reasuransi (InaRe), yang terafiliasi dengan grup Salim, melaporkan laba sebesar Rp13,9 miliar per Juni 2024, naik dari Rp12,4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Dalam laporan perusahaan, InaRe mencatat premi penutupan tidak langsung sebesar Rp559,11 miliar, tumbuh 166% dari Rp209,71 miliar pada tahun sebelumnya.

Nusantara Re Tumbuh Kuat

Terakhir, PT Reasuransi Nusantara Makmur (Nusantara Re) yang merupakan bagian dari konglomerasi Sinarma, mencatatkan laba sebesar Rp70,49 miliar per Juni 2024, tumbuh 93,65% yoy dari Rp36,4 miliar pada tahun sebelumnya. 

Nusantara Re mencatat pendapatan premi penutupan tidak langsung sebesar Rp4,85 triliun, meningkat dari Rp3,23 triliun pada tahun sebelumnya.

Kesimpulan: Tugure Memimpin Pertumbuhan Laba

Dari ketujuh perusahaan reasuransi tersebut, PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) mencatatkan pertumbuhan laba paling signifikan dengan kenaikan mencapai 1.488% yoy. 

Kenaikan ini menunjukkan keberhasilan Tugure dalam meningkatkan kinerja keuangan mereka di tengah tantangan industri reasuransi yang terus berkembang.