<p>Mitra Driver Gojek menunggu customer di dekat logo Bank Jago di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Perbankan

Perbankan Digital Makin Diminati, DPK dan Kredit Bank Jago Tumbuh di Atas 40 Persen

  • Mitra ekosistem strategis, seperti ekosistem GoTo dan platform reksa dana online Bibit, yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago, memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan bisnis Bank Jago. Hal ini terlihat dari jumlah nasabah funding Aplikasi Jago yang sebanyak 66% berasal dari mitra ekosistem.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Bank Jago Tbk berhasil mencatatkan pertumbuhan bisnis yang signifikan pada semester pertama 2024.  Hingga Juli 2024, jumlah nasabah funding melalui Aplikasi Jago telah melebihi 10 juta. Jika termasuk nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta. 

Mitra ekosistem strategis, seperti ekosistem GoTo dan platform reksa dana online Bibit, yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago, memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan bisnis Bank Jago. Hal ini terlihat dari jumlah nasabah funding Aplikasi Jago yang sebanyak 66% berasal dari mitra ekosistem.

Peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Pertumbuhan pengguna Aplikasi Jago sejalan dengan peningkatan DPK yang mencapai Rp14,8 triliun hingga akhir kuartal II-2024, naik 47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp10,1 triliun. 

Sebanyak 61% dari DPK tersebut, atau sekitar Rp9,1 triliun, merupakan current account and savings account (CASA), sementara sisanya 39% atau Rp5,7 triliun adalah term deposit (TD).

Kolaborasi dan Penyaluran Kredit Berkualitas

Melalui kolaborasi dengan berbagai mitra, seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya, Bank Jago berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp15,7 triliun per-akhir kuartal II-2024, tumbuh 40% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,2 triliun. 

Penyaluran kredit dilakukan dengan menjaga kualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Hal ini tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang hanya sebesar 0,4%.

Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung mengatakan bahwa sebagai bank yang menggabungkan metode digital dengan strategi bisnis dan fundamental yang kuat, Bank Jago terus menjaga pertumbuhan bisnis yang positif sambil tetap mempertahankan kualitas yang baik.

Model bisnis yang menekankan pada inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital menjadi faktor kunci kesuksesan Bank Jago dalam meraih pertumbuhan yang berkelanjutan, baik dari sisi jumlah nasabah, DPK, maupun penyaluran kredit.

“Hal ini semakin memperkuat keyakinan kami bahwa inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital merupakan model bisnis yang tepat untuk Bank Jago," ujar Arief melalui keterangan yang diterima TrenAsia, dikutip Senin, 29 Juli 2024.

Peningkatan Aset dan Rasio Kecukupan Modal

Pertumbuhan kredit yang berkualitas mendorong aset Bank Jago mencapai Rp24,2 triliun per semester I-2024, tumbuh 29% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18,9 triliun. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 50%, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.

Pertumbuhan Profitabilitas yang Konsisten

Konsistensi dalam menjaga pertumbuhan bisnis yang berkualitas juga mendorong peningkatan profitabilitas Bank Jago. Hingga akhir Juni 2024, Bank Jago mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp50 miliar, tumbuh 23% dari perolehan Juni 2023 sebesar Rp41 miliar.

Komitmen Inovasi dan Kolaborasi Digital

"Sebagai bank berbasis teknologi, Bank Jago tidak akan berhenti melakukan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital. Kami percaya kombinasi kedua hal tersebut dengan manajemen risiko dan tata kelola yang baik, merupakan landasan yang kuat bagi Bank Jago untuk bertumbuh lebih tinggi lagi," tambah Arief.