Perbedaan 4 Jenis Token dalam Dunia Kripto yang Perlu Dipahami Investor Cryptocurrency
- Perlu diketahui bahwa ada empat jenis token dalam dunia kripto berdasarkan fungsi dan peranannya.
Fintech
JAKARTA – Perlu diketahui bahwa ada empat jenis token dalam dunia kripto berdasarkan fungsi dan peranannya. Berikut ini akan dipaparkan perbedaan dari keempatnya yang perlu dipahami oleh investor cryptocurrency.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono memaparkan nama-nama keempat jenis token tersebut, yaitu asset-backend token, security token, utility token, dan non-fungible token (NFT). Inilah penjelasan dari Afid terkait perbedaan keempatnya:
1. Utility token
Utility token atau token utilitas merupakan aset kripto yang digunakan sebagai alat pembayaran dalam suatu ekosistem blockchain, misalnya ETH yang digunakan sebagai instrumen transaksi dalam jaringan Ethereum.
“Token utilitas memiliki nilai di dalam platform tempat beroperasi, seperti teknologi, orang-orang, dan mitra lainnya,” ujar Afid saat dihubungi, Selasa, 12 April 2022.
Berbeda dengan Bitcoin (BTC) yang pasokannya dibatasi karena penciptanya Satoshi Nakamoto bermaksud untuk menyesuaikan jumlahnya dengan suplai emas, token utilitas bisa jadi tidak terbatas dalam jumlah pasokannya (uncapped).
Dengan pasokan yang tidak terbatas, token ini pun dianggap rentan terhadap inflasi yang pada gilirannya dapat menyebabkan devaluasi. Contoh token utility di antaranya ETH, Cardano (ADA), dan Tron.
- Demi Penuhi Aturan Free Float, Centratama (CENT) Bakal Gelar Rights Issue
- Lewat Anak Usahanya, Adi Sarana (ASSA) Tambahkan Modal Situs Jual Beli Mobil Sebesar Rp12,6 Miliar
- KAI Pastikan Kesiapan LRT Jabodebek Jelang Soft Launching, Berikut Rinciannya
2. Asset backed token
Asset backed token adalah aset digital yang digunakan sebagai dasar penilaian ekonomis untuk mendukung aset fisik yang bisa diperdagangkan.
“Asset backed token merupakan aset virtual yang nilainya dipatok pada mata uang, barang, komoditas, atau aset stabil lainnya untuk meminimalkan volatilitas harga,” papar Afid.
Contoh dari asset backed token di antaranya Agricoin (AGX) yang berbasis komoditas perak. Lalu, pada tahun 2018, Venezuela sempat merilis token kripto Petro (PTR) yang berbasis pada komoditas minyak.
3. Security token
Berbeda dengan token pada umumnya yang terdesentralisasi, security token tunduk pada peraturan sekuritas seperti ekuitas, real estate, utang, dan mata uang fiat.
“Security token merupakan aset digital dalam bentuk kripto yang digunakan untuk menciptakan ekosistem bisnis yang sudah berjalan sebelumnya,” terang Afid.
Sederhananya, security token adalah aset yang mewakili kepemilikan dari suatu sekuritas. Contoh security token di antaranya Tether (USDT) yang didukung oleh nilai dollar AS dalam rasio 1:1.
- Industri Asuransi Kena PPN, Ada Aturan yang Berlaku
- Jalan Tol Cisumdawu hingga Tol Becakayu, 4 Jalan Tol yang Mangkrak Paling Lama
- Dampak Naiknya PPN, Sejumlah Bank Himbara Naikan Tarif Safe Deposit Box
4. Non-fungible token (NFT)
NFT adalah aset digital dengan kode unik yang tidak didapat diduplikasi dan identitas beserta kepemilikannya tercatat pada jaringan blockchain.
“NFT merupakan token unik yang merepresentasikan dari sebuah hak digital yang berarti bukti keaslian dan kepemilikan dari aset di dunia digital dan tercatat di blockchain,” terang Afid.
Berbeda dengan token-token lainnya, NFT adalah aset yang merepresentasikan objek di dunia nyata, seperti musik, gambar, game, dan sebagainya.
Contoh NFT adalah karakter atau perlengkapan dalam dunia game berbasis play-to-earn seperti Axie Infinity, gambar-gambar Bored Ape Yacht Club, dan swafoto Ghozali yang sempat meramaikan dunia maya.