<p>Indonesia memiliki potensi sumber daya mencapai 23.965,5 Mega Watt (MW) dengan kapasitas terpasang sebesar 2.130 MW. Hal ini membuat Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan panas bumi terbesar di dunia.  / Kementerian ESDM</p>
Industri

Percepat Bauran EBT, Pemerintah Gandeng Adaro Energy dan Fortescue Future Industries

  • Pemerintah mendorong kalangan swasta untuk berpartisipasi mewujudkan percepatan target nol emisi karbon. Hal ini dilakukan dengan cara mempercepat bauran energi baru terbarukan (EBT).

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Pemerintah mendorong kalangan swasta untuk berpartisipasi mewujudkan percepatan target nol emisi karbon. Hal ini dilakukan dengan cara mempercepat bauran energi baru terbarukan (EBT).

Terkait hal ini, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi mengungkapkan, sejumlah investor sudah berkomitmen dalam penanaman modal di sektor energi.

Kendati tak disebutkan nominalnya, ia menyebut dua perusahaan swasta, yakni PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan Fortescue Future Industries Pty Ltd (FFI) sebagai investor dari Australia, telah melaksanakan Joint Statement of Intent.

Perjanjian ini ditekan pada 22 April 2021 bersama dengan Kemenko Marves, Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, Kementerian ATR/BPN, Kementerian LHK, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara, dan Pemprov Papua.

“Kami percaya, Adaro sebagai eksportir batu bara terbesar di Indonesia dan Fortescue sebagai investor energi terbarukan terbesar, ekonomi berbasis EBT bisa dicapai lebih cepat,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima TrenAsia.com, Senin, 3 Mei 2021.

Seperti diketahui, pada 4 September tahun lalu, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan telah menandatangani akta perjanjian kerja sama dengan FFI yang merupakan anak perusahaan dari Fortescue Metals Group Ltd (Fortescue), di bidang pengembangan industri energi hijau.

Luhut mengatakan perjanjian ini merupakan kesepakatan awal untuk mengembangkan sekaligus mendorong industri hijau di Indonesia.

Disebutkan, negara-negara di dunia terus melakukan gerakan proaktif untuk menuju target nol emisi. Hal ini dibuktikan melalui komitmen Jepang, misalnya, yang mematok penurunan emisi sebesar 46%, Amerika Serikat sebesar 50%, dan Uni Eropa sebesar 55% pada 2030.

Sementara itu, Indonesia sendiri telah menetapkan target karbon netral atau nol emisi bersih pada 2060 seiring dengan dukungan internasional dan transfer teknologi.

“Pemerintah yakin bisa memasok kebutuhan energi dan industri, asal dikembangkan dengan cepat dan dalam skala yang memadai,” ujarnya. (RCS)