<p>Pesawat N219 produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero). / Indonesian-aerospace.com</p>
Dunia

Percepat Produksi Pesawat N219, Pemerintah Gandeng Jerman

  • Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjajaki kerja sama pengembangan pesawat N219. Indonesia Aircraft Component Manufacturer Association (INACOM) ditunjuk untuk memproduksi sejumlah komponen pesawat N219 dari pihak Indonesia.

Dunia

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjajaki kerja sama pengembangan pesawat N219 dengan Jerman.

Kerjasama dilakukan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Yogya Presisi Teknikatama (PT YPTI) dan perusahaan asal Jerman Toolcraft AG dalam pengembangan komponen penerbangan sekaligus alat kesehatan.

Sebelumnya, Indonesia Aircraft Component Manufacturer Association (INACOM) ditunjuk untuk memproduksi sejumlah komponen pesawat N219 di dalam negeri.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan, kerja sama ini mampu mendorong produksi komponen kedirgantaraan nasional.

“Ini menghasilkan rantai nilai produk untuk industri kedirgantaraan yang meningkatkan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang saat ini hampir mencapai 40 persen,” kata Taufiek dalam keterangan resmi yang dilansir, Selasa 13 April 2021.

Untuk diketahui, pesawat N219 merupakan pesawat multi fungsi yang mampu lepas landas di perairan dengan ketinggian ombak maksimum 0,3 meter. Hal ini memungkinkan pesawat untuk menjangkau perairan yang sulit dijangkau.

Pesawat ini dapat digunakan untuk membawa logistik, penumpang, kargo, hingga Search and Rescue (SAR). Pengembangan desain pesawat N219 telah mencapai 90% dan ditargetkan melakukan uji terbang pada 2023.

Kerja sama dengan Jerman, kata Taufiek, menjadi cara pemerintah mengakselerasi agar pesawat N219 cepat bisa berada di pasaran. Selain kedirgantaraan, kerja sama bilateral ini merambah ke sektor kesehatan.

“Lebih lanjut, pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung memberikan peluang demand yang tinggi bagi industri alat kesehatan dan farmasi,”  kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam  ajang Hannover Messe 2021: Digital Edition, Senin 12 April 2021.

Dalam kesempatan tersebut, Menperin Agus juga mengungkap lima sektor industri andalan Indonesia di masa Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Lima industri prioritas itu meliputi, industri makanan dan minuman, industri otomotif, industri elektronik, industri kimia dan industri tekstil dan pakaian.

Ke lima industri itu ditaksir bakal menyumbang 70% dari keseluruhan Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur. Kontribusi itu praktis juga berefek pada peningkatan ekspor manufaktur hingga 65% dan menyerap 60% tenaga kerja manufaktur. (RCS)