Percepat Net Zero Emisi, Bos PLN: 5 GW PLTU Bakal Pensiun Dini Sebelum 2030

JAKARTA - Program pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara terus digaungkan dan menjadi fokus pemerintah untuk mempercepat Net Zero Emission (NZE).

Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Darmawan Prasodjo mengungkapkan, akan memensiunkan sebanyak 5 gigawatt (GW) PLTU sebelum 2030 dan kembali memensiunkan dini PLTU lainnya setelah 2030.

“Ada lima koma sekian GW tambahan untuk PLTU pensiun dini di atas 2030,” imbuh Darmawan dalam acara diskusi bertajuk Menapaki Peta Jalan Pemanfaatan Kendaraan Listrik Nasional, Selasa, 11 Oktober 2022.

• Waspada! Inilah 7 Pekerjaan yang Akan Hilang di Masa Depan
• Raja Langit, Kenapa Elang Peregrine Bisa Terbang Sangat Cepat?
• Tren Istilah Bisnis: Apa Itu Return on Investment (ROI)?

Menurut Darmawan langkah ini memang dalam upaya menekan emisi gas rumah kaca (GRK) mendukung target NZE 2060 yang dikejar oleh pemerintah.

PLN juga sebelumnya, melakukan upaya NZE dengan menghapus sebanyak 3,1 GW PLTU dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) serta mengganti PLTU batu bara tertentu menjadi berbasis sumber energi gas.

Darmawan dan PLN juga pemerintah akan mendesain RUPTL hijau pada RUPTL periode 2021-2030 dengan mencanangkan penambahan pembangkit sebesar 20,9 GW pada 2021-2030 dalam RUPTL 2021.

Adapun jumlah tersebut setara dengan kurang lebih 51,6% dari total penambahan pembangkit yang dicanangkan dalam RUPTL 2021-2030. Emisi di sektor ketenagalistrikan dibongkar Darmawan sudah mencapai 240 juta ton per tahun dengan penyaluran listrik sebesar 265 terawatt hour (tWh).

Dengan asumsi business as usual, jumlah emisi tersebut diperkirakan bisa meningkat menjadi 920 juta ton di tahun 2060 dalam hal tidak ada intervensi.

Untuk itu ajang G20 salah satu pemanfaatan untuk menggandeng mitra melalui strategi berbasis kolaborasi global dalam mewujudkan rencana pensiun dini PLTU melalui skema mekanisme transisi energi atau Energy Transition Mechanism (ETM).