logo
Pesawat Antonov
Energi

Percepat Perbaikan Smelter, Freeport Kerahkan Pesawat Terbesar Dunia

  • Biasanya, pengiriman komponen besar seperti ini memakan waktu hingga 60 hari jika menggunakan kapal laut. Namun, dengan menggunakan pesawat kargo, waktu pengiriman dipangkas menjadi hanya 35 jam.

Energi

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah melakukan percepatan perbaikan fasilitas Common Gas Cleaning (CGC) Plant Smelter di Gresik, Jawa Timur, yang rusak akibat kebakaran. 

Untuk memastikan pemulihan operasional smelter berjalan cepat, PTFI mengerahkan pesawat kargo terbesar di dunia, Antonov AN-124 dan Boeing 747, guna mengangkut komponen kritikal dari Jerman.

“Kami berupaya semaksimal mungkin agar proses recovery ini berjalan efektif dan efisien agar smelter secepatnya kembali berproduksi," kata  kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas di Jakarta, kala memberikan keterangan pers di Jakarta, dikutip Rabu, 5 Maret 2024.

Biasanya, pengiriman komponen besar seperti ini memakan waktu hingga 60 hari jika menggunakan kapal laut. Namun, dengan menggunakan pesawat kargo, waktu pengiriman dipangkas menjadi hanya 35 jam. 

Langkah ini diambil untuk meminimalkan dampak gangguan produksi dan mempercepat pemulihan operasional smelter. 

"Pemilihan pesawat kargo karena waktu tempuh pengiriman komponen dari luar negeri hanya 35 jam. Ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan kapal laut yang memerlukan waktu sekitar 60 hari,” tambah Tony.

Komponen utama yang diangkut meliputi Wet Electrostatic Precipitator internals (bundel tabung) dan metal expansion joints, yang diproduksi di Jerman. Komponen-komponen ini merupakan bagian kritis dalam proses perbaikan dan pemulihan fasilitas smelter.

PTFI telah melakukan serangkaian pengiriman komponen melalui pesawat kargo besar. Pengiriman pertama menggunakan Boeing 747 pada 29 November 2024, membawa 58 ton komponen. 

Selanjutnya, pengiriman pertama dengan pesawat Antonov AN-124 dilakukan pada 6 Februari 2025, disusul pengiriman kedua pada 25 Februari 2025, dan pengiriman terakhir pada 2 Maret 2025. 

Total berat kargo yang diangkut dalam tiga kali penerbangan Antonov mencapai 75,7 ton.

“Penggunaan Antonov dipilih karena beberapa komponen penting seperti Wet Electrostatic Precipitator internals (bundel tabung) dan metal expansion joints yang diproduksi di Jerman memiliki ukuran yang terlalu besar untuk diangkut oleh pesawat kargo reguler,” ujar Tony.

PTFI juga mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Perhubungan (Kemenhub), TNI Angkatan Laut (AL), TNI Angkatan Udara (AU), Bea Cukai, Otoritas Bandara Juanda, serta pemangku kepentingan lainnya. 

Perbaikan smelter menjadi prioritas utama PTFI mengingat pentingnya fasilitas tersebut dalam proses produksi tembaga dan emas. Dengan percepatan pengiriman komponen kritikal, PTFI berharap dapat meminimalkan dampak gangguan produksi dan segera mengembalikan operasional smelter ke kondisi normal. 

PT Freeport Indonesia merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia yang mengelola tambang emas dan tembaga di Papua. 

Dengan langkah cepat dan sinergi yang solid, PTFI optimis dapat segera menyelesaikan perbaikan smelter dan melanjutkan kontribusinya bagi perekonomian nasional.