<p>Kementerian Pertanian tengah mempersiapkan kerja sama pembukaan lahan pertanian atau cetak sawah seluas 600.000 hektare. / Facebook @kementanRI</p>
Industri

Percepat Transformasi, Pemerintah Terapkan Budaya Korporasi pada Petani dan Nelayan

  • JAKARTA – Untuk mempercepat transformasi ekonomi di sektor pertanian, pemerintah menerapkan budaya korporasi di sektor pertanian. Setelah sukses diterapkan oleh swasta, pemerintah merasa bisa menerapkan hal yang sama terhadap petani maupun nelayan. “Yang ingin dibangun adalah budaya korporasi, yaitu pola pikir di mana standar korporasi ini dipakai oleh pemerintah. Kalau di swasta bisa maka pemerintah […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Untuk mempercepat transformasi ekonomi di sektor pertanian, pemerintah menerapkan budaya korporasi di sektor pertanian.

Setelah sukses diterapkan oleh swasta, pemerintah merasa bisa menerapkan hal yang sama terhadap petani maupun nelayan.

“Yang ingin dibangun adalah budaya korporasi, yaitu pola pikir di mana standar korporasi ini dipakai oleh pemerintah. Kalau di swasta bisa maka pemerintah juga harus bisa,” kata Menter Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam siaran pers, Selasa, 6 Oktober 2020.

Dalam implementasinya, petani dan nelayan didorong untuk berkelompok dalam jumlah yang besar. Selain agar lebih efisien secara ekonomi, juga mempermudah petani dan nelayan mengakses pembiayaan teknologi.

Hal ini juga dapat membantu menyambung petani dan nelayan ke konsumen.

Airlangga juga menyebut akan mendorong proyek-proyek percontohan akses terhadap teknologi lebih luas.

“Bisa juga dibuatkan ekosistem petani dan nelayan dan disambungkan kepada perusahaan-perusahaan teknologi seperti Sayurbox atau Tanihub,” ujar Airlangga.

Sebagai contoh, Airlangga menyampaikan laporan model kemudahan impor tujuan ekspor untuk holtikultura di Kabupaten Tanggamus, Lampung. Di sana, petani pisang dapat memperoleh gaji setara dengan Rp4,5 juta per bulan. 

“Model bisnis itu tidak ada one size fit for all, ini berbasis kepada komoditasnya. Harapannya ada integrasi antara off farm dan on farm karena selama ini kebanyakan terputus.”

Sebagaimana diketahui, penerapan teknologi dan digitalisasi dapat meningkatkan nilai pertanian. Selain itu, dapat membantu proses produksi maupun distribusi hasil pertanian.