<p>Layar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 14 Oktober 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di atas 5.000 dan parkir di zona hijau dengan menguat 0,85 persen ke level 5.176,099 pada akhir sesi. Sebanyak 213 saham menguat, 217 terkoreksi, dan 161 stagnan, IHSG mengalami penguatan seiring dengan sentimen Omnibus Law dan langkah Bank Indonesia untuk pemulihan ekonomi. Selain itu, rencana merger bank BUMN syariah turut mendorong saham-saham perbankan lainnya, dan mengisi jajaran top gainers hari ini. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Perdagangan Saham 2021 Akan Ditutup, Begini Capaian Bursa Selama Setahun

  • Sepanjang tahun ini, pasar modal Indonesia menorehkan sejumlah pencapaian positif meski masih dihadapkan pada situasi pandemi COVID-19
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Perdagangan saham tahun 2021 rencananya akan ditutup oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto secara virtual pada Kamis, 30 Desember 2021.

Semula, Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan hadir dalam acara Seremoni Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2021 pada hari ini. 

Sepanjang tahun ini, pasar modal Indonesia menorehkan sejumlah pencapaian positif meski masih dihadapkan pada situasi pandemi COVID-19. 

Aktivitas pasar modal sepanjang tahun bertumbuh secara positif, tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah mencapai level 6.600,68 pada 29 Desember 2021, meningkat 10,4% dari posisi Desember 2020.

Pertumbuhan tersebut bahkan sempat menembus rekor baru, yakni di level 6.723,39 pada 22 November 2021, melampaui IHSG sebelum terjadinya pandemi. Sementara itu, kapitalisasi pasar per 29 Desember 2021 mencapai Rp8.277 triliun, naik hampir 18% dari posisi tahun lalu, yakni Rp6.970 triliun.

Sementara itu, aktivitas perdagangan turut membukukan kenaikan yang signifikan dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Rata – Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) tercatat di angka Rp13,39 triliun melonjak lebih dari 45% dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu, senilai Rp9,2 triliun. 

Selanjutnya, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,29 juta kali transaksi atau melesat hingga 91% dari akhir 2020 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Bursa di Kawasan ASEAN sepanjang tiga tahun terakhir. 

“Pertumbuhan signifikan juga tercermin pada rata – rata volume transaksi harian yang telah mencapai 20,6 miliar saham atau naik lebih dari 80 persen dibandingkan dengan akhir tahun lalu,” tulis manajemen BEI dikutip dari keterangan resmi, Kamis, 30 Desember 2021.

Tahun 2021 turut diramaikan oleh minat perusahaan untuk memobilisasi dana jangka panjang melalui pasar modal. Hingga 30 Desember 2021, telah terdapat 54 perusahaan tercatat yang melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) di BEI.

Dengan begitu, terdapat sebanyak 766 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di BEI. Adapun total penggalangan dana melalui IPO pada tahun ini mencapai Rp62,61 triliun, meroket 1.022,35% dari tahun lalu, dan menjadikan  penggalangan dana tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.

“Indonesia pun masih menjadi Bursa dengan jumlah IPO terbanyak di Kawasan ASEAN selama 3 tahun berturut – turut sejak tahun 2019,” tulis manajemen BEI.

Tak hanya itu, pencapaian positif turut tercermin dari meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di Bursa. Total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 29 Desember 2021 telah meningkat 92,7% menjadi 7,48 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020. 

Jumlah ini meningkat hampir 7 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2017. Secara khusus, pertumbuhan investor ritel pada tahun 2021 ditopang oleh kalangan milenial dan Gen-Z, atau rentang usia di bawah 40 tahun sebesar 88% dari total investor ritel baru.

Lonjakan pertumbuhan jumlah investor ritel secara otomatis turut berdampak terhadap dominasi investor ritel terhadap aktivitas perdagangan harian di BEI yang mencapai 56,2% dari tahun sebelumnya sebesar 48,4%.

Berbagai capaian ini tentunya merupakan upaya dari sejumlah otoritas Bursa dalam melakukan sosialisasi, edukasi, serta literasi kepada masyarakat. Pada tahun berikutnya, aktivitas pasar modal Indonesia diprediksi akan kian menggeliat didukung oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi.