
Peresmian Danantara Diikuti Penguatan Rupiah
- Mata uang rupiah menguat pada perdagangan Senin, 24 Februari 2025, didukung berbagai faktor baik dari dalam maupun luar negeri. Menurut Ibrahim Assuaibi, pengamat mata uang, penguatan ini terutama dipengaruhi peresmian Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Makroekonomi
JAKARTA – Mata uang rupiah menguat pada perdagangan Senin, 24 Februari 2025, didukung berbagai faktor baik dari dalam maupun luar negeri. Menurut Ibrahim Assuaibi, pengamat mata uang, penguatan ini terutama dipengaruhi peresmian Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang memberikan sentimen positif terhadap stabilitas ekonomi nasional.
Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Danantara Indonesia pada hari ini, yang diharapkan menjadi pilar utama dalam pengelolaan investasi strategis nasional. Dana awal yang dikelola Danantara berasal dari hasil efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah, dengan jumlah mencapai Rp300 triliun atau sekitar US$20 miliar.
“Keberadaan Danantara membawa optimisme di pasar karena menunjukkan komitmen pemerintah terhadap pengelolaan keuangan yang lebih disiplin dan terarah,” kata Ibrahim melalui hasil risetnya, dikutip Senin, 24 Februari 2025.
- LK21-PusatFilm Ilegal, Ini 5 Rekomendasi Situs Streaming Film Aman
- Mau Napak Tilas? Berikut 12 Lokasi Syuting Drakor Love Scout yang Bisa Kalian Kunjungi
- 7 Tradisi Jelang Ramadan di Indonesia, Dari Nyorog hingga Padusan
Menurut Ibrahim, dengan aset dalam pengelolaan (AUM) yang diperkirakan mencapai US$900 miliar atau sekitar Rp14.700 triliun, Danantara memiliki potensi besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Gelombang pertama investasi Danantara akan difokuskan pada proyek-proyek hilirisasi mineral seperti nikel, bauksit, dan tembaga.
Selain itu, proyek lain yang akan mendapatkan pendanaan mencakup pembangunan pusat data, kecerdasan buatan, kilang minyak, dan energi terbarukan. Langkah ini diyakini dapat menarik lebih banyak investor dan memperkuat fundamental ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Mengukur Dampak Pelemahan Rupiah Terhadap Pasar Modal
Faktor Eksternal yang Mendorong Penguatan Rupiah
Selain faktor internal, rupiah juga terdorong oleh kondisi ekonomi global. Ibrahim menjelaskan bahwa pelemahan indeks dolar AS pada perdagangan Senin turut menjadi faktor penguatan rupiah.
“Penghindaran risiko meningkat akibat data PMI jasa AS yang lebih lemah dari perkiraan, ditambah dengan penurunan sentimen konsumen. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa belanja swasta di AS melambat, yang akhirnya melemahkan dolar,” ungkapnya.
Di sisi geopolitik, perkembangan pembicaraan damai Rusia-Ukraina juga menjadi sorotan. Uni Eropa akan menggelar pertemuan luar biasa pada 6 Maret untuk membahas dukungan tambahan bagi Ukraina dan keamanan Eropa.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah memulai pembicaraan dengan Rusia tanpa melibatkan Ukraina maupun Uni Eropa, menimbulkan spekulasi terkait potensi pergeseran kebijakan global.
Di Timur Tengah, perundingan antara Hamas dan Israel terkait perjanjian gencatan senjata masih berlangsung melalui mediator, dengan ketegangan yang tetap tinggi. Situasi ini ikut berpengaruh terhadap pergerakan aset berisiko di pasar global, termasuk mata uang negara berkembang seperti rupiah.
- BRI, BNI, Mandiri, BTN: Siapa Jawara Laba dan Kredit di 2024?
- Pakar Hukum Nilai Wacana Kemasan Rokok Polos Bertentangan dengan Konstitusi
- Bank Mandiri Pacu UMKM Naik Kelas, Rumah BUMN Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi
Rupiah Menguat di Tengah Fluktuasi Pasar
Dengan berbagai faktor di atas, rupiah berhasil mencatat penguatan sebesar 35 poin ke level Rp16.278 dari penutupan sebelumnya di Rp16.313. Sebelumnya, rupiah sempat menguat hingga 45 poin sebelum kembali terkoreksi.
“Iklim investasi yang lebih positif berkat Danantara dan melemahnya dolar AS menjadi kombinasi yang menguntungkan bagi rupiah. Namun, pasar masih akan bergerak fluktuatif seiring perkembangan global,” ujar Ibrahim.
Untuk perdagangan besok, rupiah diprediksi bergerak dalam kisaran Rp16.260 – Rp16.330. Para pelaku pasar akan terus mencermati perkembangan kebijakan ekonomi domestik serta dinamika global yang mempengaruhi nilai tukar rupiah.