Penampakan LRT Jabodebek di Stasiun Dukuh Atas saat uji coba
Nasional

Peresmian Operasional LRT Jabodebek Mundur Lagi

  • Pengoperasian Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek kembali mundur dari jadwal yang telah direncanakan.

Nasional

Khafidz Abdulah Budianto

JAKARTA - Pengoperasian Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek kembali mundur dari jadwal yang telah direncanakan. Sejak dilakukan uji coba pada beberapa bulan belakangan ini, layanan kereta ringan ini direncanakan akan menjadi kado HUT ke-78 RI karena hendak diresmikan pada tanggal 18 Agustus 2023. 

Namun hal itu urung dilakukan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kesempatannya menjajal LRT kemudian berujar jika kereta tersebut akan dioperasikan pada tanggal 26 Agustus 2023 mendatang. Namun kini operasional pada tanggal tersebut juga kembali gagal.

Hal ini setelah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan operasional dan peresmian LRT akan dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2023 mendatang. Lantas apa sebab terus mundurnya operasional LRT tersebut?

Presiden Sedang Melakukan Kunjungan Kerja

Kemenhub baru-baru ini menyatakan jika operasional LRT akan mundur pada tanggal 30 Agustus mendatang. “Rencana 26 Agustus akan diresmikan Pak Jokowi, tapi Pak Jokowi pada 26 Agustus kayaknya tidak di Indonesia. Direncanakan pada 30 Agustus,” ujar Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Mohamad Risal Wasal dalam Media Briefing di Kemenhub, Jakarta Pusat, Jumat 18 Agustus 2023. 

Berdasarkan keterangan tersebut diketahui saat ini presiden sedang melakukan kunjungan kenegaraan di luar negeri selama beberapa hari mendatang. Akibatnya peresmian operasional transportasi masal berbasis kereta tersebut harus tertunda sembari menunggu kepulangan Jokowi ke Indonesia. 

Kemenhub juga menyatakan bahwa saat ini tidak ada masalah dengan kereta. “Tidak ada masalah tentang kereta apa enggak, masalah waktu beliau (Presiden Jokowi) saja untuk meresmikan,” ujar Risal Wasal menegaskan.

Perbaikan Sarana LRT

Sebelumnya LRT Jabodebek direncanakan beroperasi pada 18 Agustus 2023 sebagai kado bagi HUT ke-78 RI. Namun rencana tersebut tidak terlaksana karena adanya beberapa problem pada rangkaian LRT. 

Diketahui jika 31 rangkaian LRT Jabodebek memiliki spesifikasi yang berbeda. meliputi dimensi, berat, kecepatan, hingga pengeremannya berbeda-beda satu sama lain. 

Dalam mode operasi GoA 3 di mana kereta dioperasikan tanpa masinis, spesifikasi kereta harus seragam agar dapat berhenti sejajar antara 'gate' di stasiun dan pintu kereta. Akibat hal tersebut perlu dilakukan penyesuaian terhadap perangkat lunak pada LRT agar masing-masing rangkaian dapat berhenti dengan sempurna di screen door pada peron stasiun.  

Penyesuaian software ini membutuhkan waktu cukup lama utuk mendapatkan toleransi dari 31 rangkaian agar dapat sama berhenti di posisi yang ditentukan meskipun memiliki spesifikasi yang berbeda. Hal ini turut mempengaruhi mundurnya operasional LRT.

Persoalan Jembatan Lengkung

Jembatan lengkung bentang panjang (longspan) yang berada di antara Gatot Subroto ke Kuningan memiliki radius yang kecil dan menikung tajam sehingga rangkaian LRT yang melewati ruas tersebut harus berjalan pelan hingga 20km/jam. 

Keberadaanya sempat menuai berbagai tanggapan dari berbagai pihak. Meski demikian, jembatan tersebut merupakan desain paling maksimal dari para engineer yang membuatnya.