Duta Besar AS untuk China, Nicholas Burns
Dunia

Peretas China Bobol Email Duta Besar Amerika Serikat

  • Operasi spionase tersebut diduga telah membobol setidaknya ratusan ribu email individu pemerintah AS.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Peretas yang terkait dengan Beijing berhasil mengakses akun email Duta Besar Amerika Serikat untuk China, Nicholas Burns. Operasi spionase tersebut diduga telah membobol setidaknya ratusan ribu email individu pemerintah AS.

Daniel Kritenbrink, Asisten Sekretaris Negara untuk Asia Timur, juga diretas dalam operasi penyadapan yang lebih luas. Hal tersebut diumumkan Microsoft pada awal bulan ini. Departemen Luar Negeri menolak memberikan rincian lebih lanjut soal dugaan pelanggaran terhadap akun kedua diplomat tersebut. 

Mereka menyatakan penyelidikan terhadap operasi penyadapan tersebut masih berlangsung. Dilansir dari Reuters, Jumat,21 Juli 2023, Burns dan Kritenbrink bergabung dengan Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, sebagai korban yang secara publik disebutkan dalam kampanye spionase ini. 

Kejadian tersebut menyebabkan peringatan dari diplomat puncak Washington kepada rekan sejawatnya di China. Kedutaan China di Washington tidak segera merespons laporan tersebut. Namun Kementerian Luar Negeri China sebelumnya menyebut tuduhan-tuduhan sebelumnya sebagai “disinformasi.”

Keamanan Microsoft

Pekan lalu, Microsoft mengumumkan bahwa peretas China menggunakan salah satu kunci digital perusahaannya yang disalahgunakan. Peretas memanfaatkan celah dalam kode perangkat lunak Microsoft untuk mencuri email dari lembaga pemerintah AS dan klien lainnya.

Pelanggaran tersebut telah menarik perhatian terhadap praktik keamanan Microsoft. Pejabat dan pembuat undang-undang meminta perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington, itu membuat audit digital tingkat atas, yang juga disebut logging, tersedia untuk semua pelanggannya secara gratis.

Microsoft memastikan mereka memperhatikan kritik tersebut. Pekan lalu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Adam Hodge, menyatakan intrusi dalam keamanan cloud Microsoft “mempengaruhi sistem yang tidak terklasifikasi." “Hingga saat ini, pejabat segera menghubungi Microsoft untuk mencari sumber dan kerentanannya dalam layanan awan mereka,” imbuh Hodge.