Peringkat Sektor Ritel Dikerek jadi Overweight, Begini Prospek Saham ERAA, MAPI, dan RALS
- Sektor ritel boleh berbangga pada tahun ini karena telah mendapatkan kembali momennya usai sempat mendapat pukulan keras yang disebabkan pandemi COVID-19 beberapa tahun belakangan.
Pasar Modal
JAKARTA – Sektor ritel boleh berbangga pada tahun ini karena telah mendapatkan kembali momennya usai sempat mendapat pukulan keras yang disebabkan pandemi COVID-19 beberapa tahun belakangan.
Melansir riset Henan Putihrai Financial, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia diperkirakan masih tetap kuat pada paruh kedua tahun 2022 setelah menunjukkan posisi yang kuat selama semester pertama tahun lalu, meskipun menghadapai berbagai tantangan.
Menurut laporan yang sama, laju inflasi tinggi yang berpotensi menahan belanja konsumen juga melambat dalam empat bulan terakhir, berada pada level 5,28% pada Januari 2023.
“Kami juga mengantisipasi kinerja yang lebih baik pada kuartal terakhir 2022 karena liburan Natal dan Tahun Baru yang akan membantu meningkatkan permintaan,” tulis riset yang dirilis Senin, 20 Februari 2023.
Pada 30 Desember 2022, pemerintah secara resmi mengumumkan bahwa pembatasan tersebut telah dicabut. Tren permintaan yang kuat ini diperkirakan dapat berlanjut pada tahun 2023.
- Waduh, Benarkah Punya iPhone Harus Dilaporkan Saat SPT Tahunan? Ini Penjelasannya
- Pemerintah Mau Lepas Saham Garuda Indonesia (GIAA) hingga 35 Persen ke Maskapai Timur Tengah, Emirates atau Saudia Airlines?
- Berutang Rp600 Miliar, Mantan Bos Astra Digugat Pailit
Berdasarkan catatan itu, Analis HP Sekuritas Priscilla Margatan menginisiasi peringkat overweight untuk sektor ritel dengan saham pilihan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Sebab, saham ini dinilai memiliki valuasi yang masih menarik dengan P/E 8,9 kali, lebih rendah dari median sektor, 12,5 kali.
Saham selanjutnya yang menjadi andalan adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) kendati valuasi saham perseroan hampir sama dengan valuasi rata-rata sektor ritel.
“Kami tetap mengunggulkan MAPI karena fokusnya pada konsumen kelas menengah ke atas yang dianggap lebih tangguh,” tutur dia.
Selain itu, Priscilla melihat kenaikan harga rata-rata jual MAPI dan ERAA tidak akan memengaruhi permintaan sebanyak perusahaan ritel lain, seperti PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang target pasarnya konsumen kelas menengah ke bawah.
Sebagai informasi tambahan, riset Colliers menyatakan bahwa tingkat kunjungan rata-rata pusat perbelanjaan di Jakarta telah mencapai 90% dari tingkat pra-pandemi. Bahkan, tingkat kunjungan beberapa mal lebih tinggi dari itu.