<p>Ilustrasi ekspor ikan. / Facebook @KementerianKelatuandanPerikananRI</p>
Industri

Perizinan Singkat, Ekspor Perikanan Sumringah

  • JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengapresiasi Sistem Informasi Izin Layanan Cepat (SILAT) berbasis online. Sistem yang dikelola Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (Ditjen PT) ini mampu memangkas pengurusan izin dari 14 hari menjadi satu jam saja. Hasilnya, kinerja ekspor sejumlah komoditas di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mencetak hasil positif di sepanjang semester […]

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengapresiasi Sistem Informasi Izin Layanan Cepat (SILAT) berbasis online. Sistem yang dikelola Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (Ditjen PT) ini mampu memangkas pengurusan izin dari 14 hari menjadi satu jam saja.

Hasilnya, kinerja ekspor sejumlah komoditas di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mencetak hasil positif di sepanjang semester pertama 2020.

“Udang, tuna, tongkol, cakalang, cumi sotong, gurita, rajungan, kepiting dan rumput laut adalah komoditas yang ideal,” kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto, Selasa, 30 Juni 2020.

Yugi menilai pemerintah cukup jeli bekerja sama dengan pihak swasta untuk melakukan observasi dan eksploitasi budidaya yang berpotensi besar sehingga menjadi salah satu program prioritas.

Kinerja Ekspor Melejit

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal 1-2020, komoditas udang mendominasi ekspor dengan nilai mencapai US$466,24 juta (37,56%). Tuna-tongkol-cakalang (TTC) dengan nilai US$176,63 juta (14,23%).

Kemudian cumi-sotong-gurita dengan nilai US$131,94 juta (10,63%). Disusul rajungan-kepiting dengan nilai US$105,32 Juta (8,48%) dan rumput laut dengan nilai US$53,75 Juta (4,33%).

Volume ekspor kuartal I-2020 tercatat mencapai 295,13 ribu ton atau meningkat 10,96% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Sementara nilai ekspor Indonesia selama Januari–Maret 2020 mencapai US$1,24 miliar atau meningkat 9,82% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.

Pada April 2020 volume ekspor tercatat mencapai 119,65 ribu ton atau meningkat 29,84% apabila dibanding April 2019, dengan nilai ekspor perikanan mencapai US$438,02 juta.

Dengan sistem perizinan yang baru, Yugi mengatakan banyak pelaku usaha dan nelayan yang sangat terbantu. Permohonan izin kapal perikanan di atas 30 GT dapat dengan mudah didapatkan, sehingga tidak ada hambatan untuk melaut.

Ke depan, lanjut Yugi, sektor perikanan dan kelautan sangat membutuhkan pemulihan jaringan logistik untuk penyerapan hasil produksi yang lebih cepat dan menekan biaya logistik yang masih relatif tinggi. (SKO)