Perjalanan Panjang Layanan Kereta Tidur di Indonesia
- Layanan kereta tidur bukan merupakan hal baru di Indonesia. Sejak masih berstatus sebagai Hindia Belanda, layanan kereta ini sudah ada untuk menghubungkan Jakarta – Surabaya melalui jalur kereta.
Nasional
JAKARTA - Layanan perjalanan berkonsep kompartemen dan kereta tidur ramai dibincangkan usai PT Kereta Api Indonesia (Persero) meluncurkan kelas compartment suites. Kereta compartment suites memberikan experience tersendiri dalam perjalanan.
Berbeda dari kereta umumnya, compartment suites menawarkan privasi bagi penumpang dengan ditunjang berbagai fasilitas pendukung lain. KAI juga menyebut layanan tersebut sebagai Bima reborn.. Di era kejayaannya, KA Bima merupakan kereta mewah yang membawa rangkaian kereta tidur berkompartemen.
Layanan kereta tidur bukan merupakan hal baru di Indonesia. Sejak masih berstatus sebagai Hindia Belanda, layanan kereta ini sudah ada untuk menghubungkan Jakarta – Surabaya melalui jalur kereta. Saat itu layanan kereta tidur dioperasikan oleh perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial bernama Staatsspoorwagen (SS).
- Cara Gunakan Fitur Hidden Replies di X atau Twitter untuk Sembunyikan Komentar Kasar
- Jelang Putusan Batas Usia Cawapres, MK Diingatkan Soal Kewenangan
- Pasar Tanah Abang Diklaim Mulai Ramai Usai TikTok Shop Tutup
Era Hindia Belanda
Terhubungnya lintas milik SS dari Cikampek hingga Kroya mempercepat hubungan Jakarta – Surabaya yang bisa ditempuh selama sehari. SS kemudian meluncurkan kereta ekspres siang bernama Eendaagsche Expres pada tahun 1929. Sukses dengan kereta siang, SS membuka layanan ekspres malam dimana berangkat Jakarta pada sore jelang malam dan tiba Surabaya esok pagi.
Tepat 1 November 1936, ekspres malam perdana meluncur dengan nama Java Nacht Expres. Kereta ini menggunakan rangkaian baru yang memiliki kompartemen kereta tidur. Tujuannya jelas yaitu penumpang dapat beristirahat di kereta dan tiba di tujuan dengan kondisi fresh untuk melanjutkan kegiatan.
Kereta tidur yang didatangkan dari Pabrikan Beijnes Belanda tersebut telah dilengkapi sederet fasilitas yang mewah di zamannya seperti wastafel dan kipas yang dapat menghisap udara sebagai ventilasinya. Kereta ini juga menggunakan balok es sebagai pendingin udara. Saat tiba di Indonesia kereta ini diberi kode seri SS9000.
Era Orde Lama
Layanan kereta tidur sempat terhenti saat pendudukan Jepang dan masa awal kemerdekaan. Kereta tidur kembali dibangkitkan oleh Djawatan Kereta Api (DKA) pada tahun 1961. DKA meluncurkan layanan kereta tidur yang diberi nama KA Bintang Fajar dan Bintang Senja.
Kedua KA itu melayani rute yang sama Jakarta – Surabaya via Semarang. Bintang Fajar melaju dari barat ke timur sedangkan Bintang Senja berjalan sebaliknya. Namun pada tahun 1965 kedua kereta ini mengalami perubahan rute menjadi via Yogyakarta dalam perjalanannya.
KA Bintang Fajar dan Bintang Senja sama menggunakan sarana bekas Java Nacht Expres yang masih tersisa saat itu. Sebelum digunakan, kereta bekas Java Nacht Expres telah lebih dahulu diperbaiki dan disehatkan kembali. Kereta ini menjadi pelopor layanan kereta tidur di era kemerdekaan.
Terdapat layanan kelas 1 berkapasitas 16 penumpang dengan 8 kompartemen tiap kereta. Terdapat wastafel pada tiap kompartemen. Kemudian untuk kelas 2 berkapasitas 72 penumpang dengan 12 kompartemen. Tiap kompartemen berisikan 6 orang. Perjalanan kedua kereta ini berakhir di tahun 1967 saat KA Bima diluncurkan.
- Cara Gunakan Fitur Hidden Replies di X atau Twitter untuk Sembunyikan Komentar Kasar
- Jelang Putusan Batas Usia Cawapres, MK Diingatkan Soal Kewenangan
- Pasar Tanah Abang Diklaim Mulai Ramai Usai TikTok Shop Tutup
Era Orde Baru
Dihapusnya KA Bintang Fajar dan Bintang Senja tidak mengakhiri layanan kereta tidur. Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) justru meluncurkan layanan kereta tidur dengan sarana baru. PNKA mendatangkan puluhan kereta dari pabrikan Gorlitz, Jerman Timur. Kereta itu terdiri dari kelas 1 berkode SAGW dan kelas 2 berkode SBGW beserta kereta makan dan kereta pembangkit.
KA Bima meluncur resmi pada 1 Juni 1967 dengan rute sama seperti KA Bintang Fajar/Bintang Senja. Dinamakan Bima sebagai akronim dari Biru Malam. Pantas saja sebab warna rangkaiannya seluruhnya berkelir biru. Adapun malam karena kereta ini berjalan kala malam hari. KA Bima menjadi kereta termewah di masanya dan tiada tandingannya utamanya dalam transportasi darat saat itu.
Model tempat tidur pada kelas 1 sejajar dan searah dengan perjalanan kereta sedangkan kelas 2 melintang dari arah perjalanan. Fasilitas dan pelayanan pada KA Bima saat itu bisa disetarakan dengan hotel berbintang.
Menghilangnya Kereta Tidur
Era kejayaan kereta tidur mulai menghilang memasuki tahun 1984. Pada tahun ini KA Bima berganti rangkaian baru dan seluruhnya menjadi tempat duduk eksekutif biasa. Pada medio tahun 1990 an layanan kereta tidur sempat muncul kembali sebagai kereta kelas kuset yang dirangkaikan pada KA Senja Utama Solo. Kelas ini tidak bertahan lama dan berakhir diganti kereta biasa.
Comeback Sebagai Compartment Suites
Puluhan tahun layanan jenis ini hilang, konsep kereta tidur hadir kembali sebagai compartment suites. Meski tidak sepenuhnya sama dengan kereta tidur di era sebelumnya namun keberadaan kompartemen memberikan rasa nostalgia pada kereta compartment suites. Kereta compartment suites berkelir biru ini dirangkaikan pada KA Bima dan Argo Semeru sejak 10 Oktober 2023.