Perkembangan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Rupiah di Kuartal IV-2023
- Ada 4 poin yang menjadi topik utama terkait dengan perkembangan sistem pembayaran dan pengelolaan rupiah beberapa waktu ke belakang.
IKNB
JAKARTA – Melalui Laporan Nusantara Januari 2024, Bank Indonesia memaparkan perkembangan terkait sistem pembayaran dan pengelolaan rupiah pada kuartal IV-2023.
Dikutip dari laporan tersebut, ada 4 poin yang menjadi topik utama terkait dengan perkembangan sistem pembayaran dan pengelolaan rupiah beberapa waktu ke belakang.
Perkembangan Pesat Transaksi Digital dan Uang Elektronik di Triwulan IV 2023
Pada awal tahun 2024, sektor transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan positif.
Dukungan dari sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal memainkan peran kunci dalam mempertahankan kinerja yang kuat.
Menurut laporan Nusantara Bank Indonesia, transaksi digital banking tumbuh sebesar 14,4% year-on-year (yoy) pada triwulan IV 2023, menunjukkan tingginya adopsi masyarakat terhadap layanan perbankan digital.
Pertumbuhan ini tidak terlepas dari kemudahan dan keamanan yang diberikan oleh digital banking. Keefisienan transaksi pembayaran telah meningkat, mendukung aktivitas ekonomi masyarakat secara keseluruhan.
Selain itu, nilai transaksi melalui Uang Elektronik (UE) juga mencatat pertumbuhan sebesar 27,5% yoy pada triwulan IV 2023. Meskipun angka ini melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, pertumbuhan yang signifikan tetap terlihat dengan pertumbuhan sebesar 61,3% yoy.
Di sisi lain, transaksi melalui Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK), khususnya kartu ATM/Debit, menunjukkan peningkatan dengan kontraksi sebesar 2,9% yoy, yang mengalami perbaikan dari periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 6,4% yoy.
Laporan juga mencatat kontraksi pada transaksi ritel melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) sebesar 4,9% yoy pada triwulan IV 2023, setelah sebelumnya mencatat kontraksi sebesar 2,8% yoy.
Begitu juga dengan transaksi nilai besar melalui Sistem BI Real Time Gross Settlement (RTGS) yang mengalami kontraksi sebesar 8,9% yoy, namun mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 16,1% yoy.
- Simak Syarat Pengajuan KPR di Bank Nagari 2024, 1.000 Kuota Awal Siap Disalurkan
- Menilik Prospek Baterai LFP Dalam Industri Kendaraan Listrik Dunia
- Pertama di Dunia, Kamerun Bikin Program Vaksinasi Malaria Rutin
QRIS Menjadi Pendorong Utama dalam Efisiensi Transaksi Pembayaran
Bank Indonesia terus mendorong peran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dalam meningkatkan efisiensi transaksi pembayaran, termasuk transaksi antarnegara.
QRIS telah membawa alternatif transaksi yang lebih mudah dan aman bagi masyarakat dan pelaku usaha, terutama UMKM. Hingga November 2023, jumlah merchant QRIS mencapai 30,12 juta, sebagian besar merupakan UMKM, dengan jumlah pengguna mencapai 45,03 juta.
Perlu dicatat bahwa Bank Indonesia mempercepat akseptasi QRIS dengan melibatkan negara-negara mitra, seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Singapura bergabung pada November 2023, melalui sinergi kuat di bawah payung Regional Payment Connectivity (RPC). Ini dianggap sebagai strategi utama dalam memperluas akseptasi QRIS, dengan dampak positif pada perdagangan, pariwisata, dan khususnya bagi pelaku UMKM.
Akselerasi akseptasi QRIS juga terlihat dari peningkatan transaksi secara nominal maupun volume hingga triwulan IV 2023.
Total volume transaksi mencapai 289,4 juta dengan nominal sebesar Rp 32,6 triliun pada Desember 2023.
Rencana Bank Indonesia untuk Digitalisasi Sistem Pembayaran di Tahun 2024
Lebih lanjut, Bank Indonesia merencanakan digitalisasi sistem pembayaran dan perluasan kerja sama antarnegara guna meningkatkan volume transaksi dan mendorong Inklusi Ekonomi Keuangan Digital (EKD) pada tahun 2024. Rencana ini mencakup dua langkah utama:
- Perluasan Implementasi QRIS:
- Menetapkan target penggunaan QRIS sebesar 55 juta pengguna.
- Menargetkan volume transaksi QRIS sebanyak 2,5 miliar transaksi.
- Memperkuat strategi implementasi QRIS Antarnegara untuk percepatan akseptasi transaksi.
- Penguatan Implementasi Kartu Kredit Indonesia (KKI) Segmen Pemerintah:
- Mengembangkan KKI dengan fitur Online Payment.
- Melakukan perluasan sosialisasi, koordinasi, dan monitoring yang lebih intensif.
Bank Indonesia yakin bahwa langkah-langkah ini akan membantu mencapai target inklusi keuangan digital dan meningkatkan efisiensi transaksi pembayaran di Tanah Air.
- GoTo Financial Luncurkan Hardware Moka Prime untuk Dukung Aktivitas UMKM
- 5 Alasan Rokok Bentoel Cabut dari BEI, Rugi Terus dan Tak Pernah Bagi Dividen13 Tahun
- Investree Diisukan Akan Menutup Operasional, Begini Kata OJK
Bank Indonesia Memastikan Ketersediaan Uang Rupiah yang Cukup
Selain fokus pada perkembangan sistem pembayaran digital, Bank Indonesia juga memastikan ketersediaan uang Rupiah yang cukup di seluruh wilayah NKRI.
Melalui program pengedaran uang Rupiah ke daerah Terluar, Terdepan, Terpencil (3T), serta kegiatan Kas Keliling, Kas Titipan, dan Ekspedisi Rupiah Berdaulat, bank sentral berusaha menjaga jumlah uang Rupiah, pecahan yang sesuai, dan kualitas yang terjaga.
Berdasarkan data triwulan IV 2023, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh sebesar 6,3% yoy, melampaui pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,0% yoy.
Dalam analisis wilayah, Bali dan Nusa Tenggara mengalami peningkatan aliran uang masuk (inflow) tertinggi sebesar 5,0% yoy, sementara Jawa mengalami aliran uang keluar (outflow) tertinggi sebesar 6,2% yoy.