Perlambatan DPK Dapat Memicu Perang ‘Harga’ di Industri Perbankan
- Perlambatan DPK dibanding penyaluran kredit berdampak kepada pengetatan likuiditas sehingga meningkatkan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Perbankan
JAKARTA – Senior Investment Analyst Stockbit Anggaraksa Arismunandar menilai bahwa perlambatan dana pihak ketiga (DPK) yang melambat dibandingkan penyaluran kredit akan memicu perang harga di industri perbankan.
Menurut Anggaraksa, perlambatan DPK dibanding penyaluran kredit berdampak kepada pengetatan likuiditas sehingga meningkatkan Loan to Deposit Ratio (LDR).
“Sehingga terjadi 'perang harga' dalam memperebutkan DPK,” ujar Anggaraksa dikutip dari riset yang diterima TrenAsia, Kamis, 11 Januari 2024.
- Cara Cerdas Hadapi Perubahan Tanpa Drama
- Perjuangkan Merk Idol Grup BABYMONSTER, YG Entertainment Menang Lawan Monster Energy
- Adhi Karya (ADHI) Bukukan Kontrak Baru Senilai Rp37,4 Triliun pada 2023
Perang harga ini dikatakan Anggaraksa dapat menyebabkan kenaikan Cost of Fund. Kondisi tersebut tercermin dari lonjakan beban bunga bank-bank besar selama 11 bulan pertama tahun 2023.
Secara terperinci, beban bunga PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) naik 48% secara year-on-year (yoy), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 54%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI/BBNI) 63%, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI/BBRI) 71%.
Namun, Analisis Anggaraksa menunjukkan proyeksi bahwa Cost of Fund kemungkinan akan mengalami penurunan ke depannya seiring dengan harapan penurunan suku bunga.
Anggaraksa mengatakan, saat ini, bank-bank dengan LDR lebih rendah memiliki peluang untuk memanfaatkan likuiditas mereka guna merebut pangsa pasar.
LDR (bank only) dari empat bank besar pada bulan November 2023 adalah sebagai berikut: BCA 71%, BRI 87%, Bank Mandiri 88%, dan BNI 91%.
Untuk diketahui, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada November 2023, sektor perbankan mencatat pertumbuhan kredit sebesar Rp618,43 triliun atau tumbuh 9,74% yoy, yang menjadi indikator positif bagi industri. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, mencapai 10,14% yoy.
Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit dengan pertumbuhan sebesar 12,13%, dan menyumbang 45,81% dari total kredit perbankan.
- Menimbang Nasib HMSP, GGRM hingga WIIM Akibat Kenaikan Cukai dan Pajak Ekspor
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 05 Januari 2024 untuk Wilayah DKI Jakarta
- Profil Anisha Dasuki dan Ariyo Ardi, Moderator Debat Ketiga Capres 2024
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada November 2023 mencapai Rp8.216,21 triliun, tumbuh sebesar 3,04% yoy, alias lebih lambat dibanding penyaluran kredit, dengan deposito menjadi kontributor pertumbuhan terbesar sebesar 3,50% yoy.
Beberapa faktor yang memengaruhi perlambatan pertumbuhan DPK antara lain adalah tingginya pertumbuhan DPK selama pandemi yang menyebabkan efek dasar tinggi pada pertumbuhan selanjutnya, penggunaan dana internal untuk operasional dan ekspansi perusahaan, serta peningkatan konsumsi masyarakat dengan berakhirnya status pandemi.