<p>PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)</p>
Fintech

Perluas Digitalisasi, ASDP Terapkan Pembayaran Cashless di 17 Pelabuhan Penyeberangan pada 2022

  • ASDP Indonesia Ferry memperluas digitalisasi dengan menerapkan fitur pembayaran nontunai (cashless) di 17 pelabuhan penyeberangan.
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memperluas digitalisasi dengan menerapkan fitur pembayaran nontunai (cashless) di 17 pelabuhan penyeberangan. 

Adapun 17 pelabuhan yang dijadikan sasaran ASDP untuk penerapan pembayaran cashless pada 2022 antara lain Pelabuhan Bira dan Pamatata (Selayar), Pelabuhan Jepara dan Karimunjawa (Jepara), Pelabuhan Batulicin dan Tanjung Serdang (Batulicin), Pelabuhan Bajoe dan Kolaka (Bajoe), Pelabuhan Sape dan Labuan Bajo (Sape), Pelabuhan Tanjung Kelian (Bangka), Pelabuhan Hunimua, Waipirit, Galala dan Namlea (Ambon), Pelabuhan Pagimana (Luwuk), serta Pelabuhan Mamuju (Balikpapan).

Sekretaris PT ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin mengatakan perusahaan menerapkan pembayaran cashless melalui payment link di layanan virtual account, kartu uang elektronik Bank BRI, Mandiri, BNI,  BCA, CIMB Niaga, Maybank, Permata, Danamon, dan Maspion serta dompet elektronik OVO, ShopeePay, LinkAja, serta Dana

"Kami konsisten lakukan digitalisasi ini secara bertahap. Tahun ini rencana 17 pelabuhan terimplementasikan. Dalam waktu dekat ini, target kita ke Jepara, Batulicin dan Bajoe," ujar Shelvy dalam keterangan resmi, Selasa, 8 Februari 2022. 

Shelvy mengatakan, ada peningkatan antusiasme dari pengguna jasa untuk membeli tiket penyeberangan dengan metode cashless. Perseroan melihat bagaimana masyarakat semakin teredukasi dalam transaksi digital dengan proses yang lebih sederhana, mudah, dan cepat. 

“Ini juga bukti bahwa dalam dua tahun terakhir ini masyarakat telah melek dengan perubahan dan bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dua tahun belakangan, kami fokus dan konsisten dalam digitalisasi bisnis sebagai wujud komitmen mengubah wajah penyeberangan menjadi lebih modern," papar Shelvy.

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui metode pembayaran cashless bagi pengguna jasa. Yang pertama, metode cashless dapat memberikan rasa aman dan nyaman dengan adanya standar pengisian data diri yang lengkap terhadap jaminan asuransi dan kelengkapan manifest penyeberangan.

Yang kedua, transaksi dapat dilakukan dengan mudah, praktis, terhindar dari penggunaan uang palsu, dan mendukung pencegahan penularan COVID-19 karena minimalisasi kontak dengan petugas. 

Ketiga, transaksi cashless yang lebih mudah dan cepat dapat membuat pengguna jasa memperoleh kenyamanan karena tidak perlu mengantre.

"Penumpang harus pastikan membawa identitas diri, mengisi manifest saat membeli tiket, dan siapkan alat pembayaran baik transfer VA, kartu dan dompet elektronik dengan saldo cukup saat akan membayar di pelabuhan," ucap Shelvy. 

Menurut Shelvy, penerapan metode cashless di penyeberangan cukup sejalan dengan transformasi digital yang mengalami percepatan di tengah pandemi COVID-19.

Penerapan cashless yang diterapkan juga mengacu dengan Peraturan Menteri Perhubungan (Menhub) Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tiket Angkutan Penyeberangan secara Elektronik. 

Pengguna jasa yang memilih opsi pembayaran payment link melalui virtual account Bank BRI, BNI, Mandiri, BCA, CIMB Niaga, Maybank, Permata, Danamon, dan Maspion dapat bertransaksi dengan mengikuti langkah-langkah berikut.

1. Pengguna jasa menginformasikan bank pilihan kepada petugas loket,
2. menerima kode bayar (virtual account) yang diberikan oleh petugas loket, dan
3. melakukan pembayaran entah itu melalui mobile banking, internet banking, dan ATM.

Untuk pengguna jasa yang memilih opsi pembayaran lewat dompet elektronik OVO, ShopeePay, LinkAja, atau Dana dapat melakukan langkah-langkah ini:

1. Pastikan saldo mencukup,
2. terima QR code pembayaran dari petugas,
3. lakukan scan QR Code untuk mendapatkan link dan melakukan pembayaran di aplikasi.