Koo Hyunghoe, Presiden Direktur Bank Shinhan Indonesia dan Umang Rustagi, Co-Founder dan Presiden Direktur Kredivo Indonesia, saat menandatangani perjanjian peningkatan limit fasilitas channeling kepada Kredivo.
Fintech

Perluas Paylater ke Tier 2 & 3, Bank Shinhan Naikkan Limit Channeling ke Kredivo

  • Menurut Laporan Perilaku Pengguna Paylater 2024 yang dirilis oleh Kredivo dan Katadata Insight Center, proporsi pengguna Paylater di kota-kota tier 2 dan 3 meningkat dari 46% pada tahun 2021 menjadi 53,6% pada tahun 2023.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Bank Shinhan Indonesia, yang merupakan bagian dari jaringan perbankan Korea Selatan, kembali meningkatkan limit fasilitas channeling yang diberikan kepada Kredivo sebagai salah satu penyedia layanan Paylater. 

Kali ini, limit tersebut ditingkatkan menjadi Rp800 miliar, setelah sebelumnya berada di angka Rp250 miliar pada tahun 2021 dan Rp500 miliar pada tahun 2023. Kenaikan limit ini adalah upaya dari kedua perusahaan untuk memperkuat akses kredit yang mudah dan inklusif, terutama bagi masyarakat yang masih masuk dalam kategori underbanked. Di Indonesia, masyarakat yang belum memiliki akses penuh ke layanan perbankan mencapai 41% dari total populasi.

Memperluas Akses Kredit

Koo Hyunghoe, Presiden Direktur Bank Shinhan Indonesia, menyatakan, kenaikan limit channeling yang diberikan kepada Kredivo untuk kedua kalinya ini menunjukkan komitmen kuat pihaknya dalam menjangkau konsumen ritel yang masih underbanked

“Kami terkesan dengan keberhasilan Kredivo dalam menyalurkan kredit yang kami berikan kepada mereka, terutama dalam menjangkau masyarakat di kota-kota tier 2 dan 3. Selain itu, Kredivo juga telah membuktikan kemampuannya dalam mengelola risiko dengan sistem manajemen yang ketat. Kami yakin bahwa kerja sama jangka panjang ini akan memberikan manfaat yang signifikan, tidak hanya bagi kami dan Kredivo, tetapi juga bagi masyarakat luas,” ujar Hyunghoe melalui pengumuman resmi yang diterima TrenAsia, Senin, 19 Agustus 2024.

Kinerja Bank Shinhan Indonesia dan Kredivo di Tengah Tantangan Ekonomi

Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan suku bunga yang tinggi, Bank Shinhan Indonesia mencatatkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 15,31% pada Juni 2024 (year-on-year/yoy), dengan tingkat Non-Performing Loan (NPL) gross sebesar 2,42%. 

Di sisi lain, Kredivo juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, dengan jumlah dan nilai transaksi yang tumbuh masing-masing sebesar 59% dan 78% dalam lima tahun terakhir secara compounded annual growth rate (CAGR).

Kredivo menggunakan sistem manajemen risiko yang memanfaatkan teknologi AI-enabled real-time decisioning untuk menjaga tingkat NPL di bawah rata-rata industri.

Umang Rustagi, Co-Founder dan Presiden Direktur Kredivo Indonesia, menanggapi kerja sama ini dengan menyatakan, kepercayaan yang diberikan oleh Bank Shinhan Indonesia melalui peningkatan limit channeling ini memperkuat posisi Kredivo sebagai mitra strategis bagi perbankan dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat. 

“Peningkatan limit ini, yang dilakukan di tengah kondisi pasar keuangan yang dinamis, juga menegaskan kuatnya fundamental bisnis Kredivo. Kami berkomitmen untuk memanfaatkan fasilitas ini guna memperluas akses kredit yang aman, fleksibel, dan terjangkau bagi masyarakat underbanked di kota-kota tier 2 dan 3. Kami berharap kerja sama ini dapat membantu kami dalam mencapai visi besar Kredivo untuk melayani puluhan juta pengguna dalam beberapa tahun ke depan,” papar Umang.

Peningkatan Penggunaan Paylater di Kota-Kota Tier 2 dan 3

Peningkatan kerja sama antara Bank Shinhan Indonesia dan Kredivo ini sejalan dengan tren peningkatan penggunaan layanan Paylater di Indonesia. Menurut Laporan Perilaku Pengguna Paylater 2024 yang dirilis oleh Kredivo dan Katadata Insight Center, proporsi pengguna Paylater di kota-kota tier 2 dan 3 meningkat dari 46% pada tahun 2021 menjadi 53,6% pada tahun 2023. Paylater juga telah menjadi akses kredit pertama bagi 68% penggunanya, mempertegas peran penting layanan ini dalam memperluas penetrasi kredit di kalangan masyarakat underbanked, khususnya di kota-kota tier 2 dan 3.