PT Industri Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp150 miliar - Rp200 miliar pada 2024.
Korporasi

Perluas Terminal Kendaraan, Belanja Modal IPCC Melonjak hingga Rp200 Miliar

  • PT Industri Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp150 miliar - Rp200 miliar pada 2024.

Korporasi

Laila Ramdhini

BADUNG - PT Industri Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp150 miliar - Rp200 miliar pada 2024. Angka ini meningkat tajam dari capex IPCC tahun ini sebesar Rp35 miliar.

Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia IPCC Sumarno mengungkapkan belanja modal tahun depan akan digunakan untuk perluasan kapasitas terminal kendaraan dan peningkatan layanan fasilitas milik anak usaha Holding Pelindo ini.

"Kalau tahun ini belanja modal Rp35 miliar, tahun depan kami siapkan lebih banyak lagi sekitar Rp150 miliar hingga Rp200 miliar. Kami harus mengurus beberapa hal. Ada keterbatasan lahan, sehingga kami harus membangun terminal lagi, karena kapasitas sekarang sudah cukup padat," kata Sumarno dalam media gathering IPCC di Kabupaten Badung, Bali, pada Kamis, 25 Mei 2023.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasi dan Teknik IPCC Bagus Dwipoyono mengungkapkan anggaran belanja modal akan diambil dari dana initial public offering (IPO) perseroan yang masih ada serta kas internal perseroan. Dalam catatan TrenAsia.com, IPCC melepas saham lewat IPO pada 2018 dan berhasil meraup Rp835 miliar, setelah dikurangi biaya menjadi Rp800,38 miliar.

"Tahun depan dana IPO yang tersisa akan dihabiskan semua," kata Bagus.

Adapun pada tahun ini, capex sebesar Rp35 miliar akan digunakan untuk perbaikan lapangan penumpukan dan pembangunan gedung parkir baru.

Perluasan Terminal Tanjung Priok

Bagus memaparkan IPCC tengah memperluas area penumpukan kendaraan di Terminal Tanjung Priok. Hingga akhir 2022, luas lapangan penumpukan IPCC mencapai 5,57 hektare (ha)untuk terminal domestik dan 13,79 ha untuk terminal internasional.

Adapun kapasitas maksimum domestik mencapai 220.905 unit per tahun dan internasional 657.000 unit per tahun. Dengan kapasitas tersebut, rata-rata keterisian lapangan atau yard occupancy rate (YOR) mencapai 70% untuk terminal domestik, dan 60%-70% untuk terminal internasional.

Kondisi ini mengharuskan IPCC untuk segera menambah kapasitas lapangan untuk memastikan safety dan memberikan fleksibilitas pada customer dalam mengeluarkan dan memasukkan barang ke terminal.

Untuk itu, lanjut Bagus, IPCC akan menambah luas area penumpukan sebesar 4 ha, dengan kapasitas maksimum 112.308 unit per tahun.

Penambahan kapasitas ini juga sekaligus untuk mengantisipasi ekspor kendaraan dari Indonesia ke negara-negara tujuan semakin meningkat seiring demand yang tinggi. Saat ini, beberapa pabrikan otomotif sudah mengincar produksi dalam negeri seperti Hyundai, Chery, Isuzu, dan lainnya.

Seperti diketahui, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan ekspor mobil mencapai 1 juta unit per tahun.

"Ada potential market yang besar di Asia Tenggara misalnya Thailand. Misi kami meningkatkn industri otomotif dengan nilai kompetitif di tingkat regional," ujarnya.

Kajian Hub Indonesia Timur

Lebih lanjt, Bagus memaparkan anak usaha Pelindo ini akan melakukan ekspansi untuk mengelola hub terminal kendaraan di Indonesia bagian timur. Terdekat, IPCC akan membidik Balikpapan sebagai terminal baru.

Penjajakan IPCC di terminal Balikpapan dan Indonesia bagian Timur ini dilakukan setelah sebelumnya perseroan berhasil menambah area operasi di sejumlah pelabuhan seperti Pelabuhan Belawan (Medan), Pelabuhan Pontianak, Terminal Panjang Lampung, dan Pelabuhan Makassar.

Menurut Bagus, tahun ini IPCC tengah melakukan detail engineering design (DED) untuk terminal Balikpapan. Proyek ini ditargetkan bisa dimulai pada tahun depan.