Permasalahan Transportasi Umum di Bali
- Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali baru saja menggelar diskusi soal perbaikan angkutan umum perkotaan yaitu bus Trans Metro Dewata bersama dengan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Selasa, 14 November 2023.
Nasional
JAKARTA - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali baru saja menggelar diskusi soal perbaikan angkutan umum perkotaan yaitu bus Trans Metro Dewata bersama dengan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).
Dikutip TrenAsia.com dari Antara pada Rabu, 15 November 2023, Kepala Dinas Perhubungan Bali IGW Samsi Gunarta mengatakan pihaknya tengah berusaha memperbaiki angkutan umum dengan optimalisasi koridor yang telah ada.
"Kita koridor utarma saja belum beres, jadi bus trans masih memperbaiki koridor-koridor
utamanya, dan saya sudah usulkan untuk perubahan-perubahan. Mudah-mudahan bisa cepat, ke depan kalau koridor utama sudah beres, kita akan berbicara bagaimana dengan finder,”katanya.
- Inggris Teken Kesepakatan Dagang dengan Gubernur Florida
- Bulog Segera Distribusikan 20 Ribu Ton Jagung Pakan ke Peternak
- Jokowi Boyong Kesepakatan Bisnis Rp400 Triliun dari AS
Terkait saat ini angkutan umum tersebut memiliki lima koridor, Samsi menegaskan belum ada wacana penambahan koridor, dan upaya yang dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan
masyarakat sehingga banyak yang berminat menggunakan bus tersebut adalah pergeseran-
pergeseran rute.
"Transportasi umum ini tidak bisa sampai rumah ke rumah jelas tidak bisa, tapi dia harus
dipastikan ada di tempat-tempat tertentu sehingga bisa diakses dengan baik, itu saja harusnya yang penting untuk kita siapkan karena dari tahun ke tahun perbaikan ini harus dilakukan," katanya.
Samsi mengakui salah satu faktor rendahnya minat masyarakat Bali menaiki angkutan umum karena jarak yang jauh untuk sampai halte, pun juga ketika turun dan berjalan kaki mnenuju lokasi yang dinginkan.
Namun, menurutnya, solusi dari itu adalah membuat trotoar nyaman dan jalur prioritas bagi bus sehingga masyarakat memilih menggunakan angkutan umum daripada pribadi.
"Rata-rata perjalanan kaki kita lebih dari 20 menit ke halte kemudian nanti dari halte ke tujuan jadi total 40 menit. Kedua, tidak ada prioritas untuk bus, sekarang ATCS kita 114 titik itu semuanya memungkinkan bus priority, cuma belum pernah kita uji coba dengan baik,” katanya.
Dia menambahkan, kondisi halte yang masih miris, karena banyak titik halte yang tidak bertanda sehingga satu-satunya solusi adalah mengunduh aplikasi Teman Bus untuk tahu lokasi-lokasi pemberhentian.
Kementerian Perhubungan sendirl sudah pernah menawarkan Pemprov Bali untuk rmengambil alih salah satu koridor, namun Samsi menyebut kondisi ekonomi yang defisit merrmbuat hal ini perlu dikaji.
Lebih jauh dari pada memikirkan itu menurutnya lebih baik memikirkan sistem yang tepat, karena transportasi umum bukan sekadar unitna tapi infrastruktur pendukung dan konsep bisnisnya.
Karena itu Dishub Bali mengajak akademisi dari MTI untuk turut mengkaji konsep yang sesuai dalam upaya perbaikan angkutan umum, hasilnya nanti juga bisa membantu mereka untuk mengambil satu koridor untuk menjadi tanggung jawab Pemprov Bali.
Ketua MTI BaIi Made Rai Ridharta menambahkan dengan kajiannya, di mana untuk menggaet minat masyarakat naik angkutan umum adalah dengan memperhatikan kecepatan, kenyamanan, keselamatan, dan biaya.
“Apa yang sebetulnya hilang itu yang harus kita perbaiki, setelah turun halte, menuju ke halte, ini belum jelas. Masih cukup panjang perjalanannya tapi kami ingin upaya-upaya ini terus dan ada peningkatan waktu ke waktu,” katanya.
"Hari ini kita menetapkan bahwa akan membangun e-BRT, nanti ada LRT kita bangun juga. Kalau progres-progres itu sudah jalan kita ada keyakinan bahwa angkutan umumnya akan lebih baik,” kata Ral.