Ilustrasi pengeboran minyak.
Pasar Modal

Permintaan Bahan Bakar Diperkirakan Meningkat, Saham-Saham Energi Kembali Menguat

  • Optimisme pasar terhadap permintaan komoditas bahan bakar minyak kembali tumbuh karena dua faktor.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Saham-saham dalam negeri di sektor energi mulai pulih saat permintaan komoditas bahan bakar diperkirakan kembali meningkat.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, optimisme pasar terhadap permintaan komoditas bahan bakar minyak kembali tumbuh karena dua faktor.

Faktor yang pertama adalah dibukanya pembatasan aktivitas di China akibat pandemi COVID-19, sehingga prospek permintaan komoditas dari Negeri Tirai Bambu pun diperkirakan akan kembali meningkat.

Kemudian, pada Kamis, 12 Januari 2023 waktu setempat, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) yang menunjukkan tingkat inflasi di posisi 6,5% secara tahunan pada periode Desember 2022, menurun dari 7,1% pada bulan sebelumnya.

"Data IHK AS yang dirilis akan berdampak besar pada minyak dan pasar yang lebih luas," ujar Ibrahim dikutip dari riset yang diterima TrenAsia.com, Kamis, 12 Januari 2023.

Hubungan kausalitas antara penurunan inflasi dan minyak berkaitan dengan potensi kenaikan suku bunga dari bank sentral The Federal Reserve (The Fed).

Dengan data inflasi yang menunjukkan perbaikan ekonomi di AS, pasar pun memprediksi The Fed akan menyurutkan kenaikan suku bunganya untuk awal tahun.

Menurut data CME FedWatch Tool, Kamis, 13 Januari 2023 pukul 16.20 WIB, 93,3% pelaku pasar memprediksi kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin untuk pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) berikutnya.

Potensi penyurutan kenaikan suku bunga ini pun meredam kekhawatiran di pasar akan potensi resesi.

Sebelumnya, saat memasuki awal tahun 2023, saham-saham emiten energi sempat merosot drastis karena potensi penurunan permintaan komoditas di tengah kekhawatiran resesi yang peluangnya sudah digaung-gaungkan sejak tahun lalu.

Akan tetapi, setelah perilisan data inflasi AS per Desember 2022, indeks energi (IDXENERGY) Bursa Efek Indonesia (BEI) pun kembali menguat.

Pada hari penutupan perdagangan BEI 2022 yang jatuh di 30 Desember, IDXENERGY ditutup di posisi 2279,54 sebelum menurun drastis pada tanggal 4 dan 5 Januari 2023.

Pada penutupan 4 Januari 2023, IDXENERGY ditutup melemah 3,2% ke posisi 2.211,63, dan menurun lagi 5,48% ke level 2.090,51 pada penutupan 5 Januari 2023.

Kemudian, IDX energi bergerak cenderung mendatar pada hari-hari berikutnya sebelum terungkit naik 1,69% ke posisi 2.125,22 pada penutupan perdagangan Jumat, 13 Januari 2023.