Ilustrasi pelataihan soft skill karyawan di PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL).
Korporasi

Permintaan Garmen dan Tekstil Global Menurun, Trisula Textile (BELL) Optimis Penjualan Tumbuh 22 Persen Tahun Ini

  • Direktur Utama BELL Karsongno Wongso Djaja mengatakan, untuk mencapai target pertumbuhan tersebut di tahun ini, perseroan mengusung empat strategi.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) optimis penjualan perseroan bisa bertumbuh 22% di tahun ini walaupun permintaan garmen dan tekstil di skala global mengalami penurunan.

Direktur Utama BELL Karsongno Wongso Djaja mengatakan, untuk mencapai target pertumbuhan tersebut di tahun ini, perseroan mengusung empat strategi.

Strategi yang pertama berkaitan dengan aspek operasional, yakni meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi melalui peremajaan mesin, smart monitoring, dan multitasking karyawan.

Strategi yang kedua, perseroan mencari alternatif substitusi bahan baku dan bahan pembantu yang lebih kompetitif dengan kualitas yang setara.

Yang ketiga, BELL menambah point of sales (POS) di segmen ritel dengan menjalin kerja sama baru bersama beberapa department store.

Selanjutnya, strategi yang keempat berhubungan pengembangan produk (product development), yang mana perseroan terus melaksanakan pengembangan produk baru, baik di segmen tekstil maupun segmen ritel.

"Kenapa kita bisa bertahan di dalam kondisi yang kurang baik ini? Salah satunya adalah adanya peranan dari strategi product development, di mana kita berusaha memenuhi permintaan baik untuk market lokal maupun sebagian untuk market ekspor walaupun masih kecil," kata Karsongno dalam Public Expose yang diselenggarakan secara virtual, Senin, 10 April 2023.

Karsongno menyampaikan, di tahun ini pihaknya tetap mengutamakan peningkatan dari pengembangan produk.

BELL berusaha untuk memenuhi produksi yang sesuai dengan permintaan customer, baik untuk kebutuhan yang sehari-hari maupun untuk seragam instansi-instansi seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

"Di tahun 2023 ini, kita juga menargetkan untuk meningkatkan penjualan dari produksi kain antiapi. Kita juga sedang dengan mengembangkan kain recycle fabric. Kita juga menawarkan barang-barang ini untuk tentara Republik Indonesia. Ini berkaitan dengan kunjungan panglima ke Trisula Textile," tambah Karsongno.

BELL menargetkan untuk menambah POS untuk brand ritel JOBB dan Jack Nicklaus di department store maupun own store, dan perseroan akan mengkhususkan untuk menggenjot penjualan melalui penawaran produk di tempat-tempat yang strategis.

Untuk mendorong penerapan strategi perseroan, BELL menyiapkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) untuk tahun ini sebesar Rp9 miliar yang dananya berasal dari kas internal perseroan dan pinjaman bank.

Dalam kesempatan yang sama, Karsongno menyampaikan bahwa pihaknya mengakui saat ini permintaan garmen dan tekstil di skala internasional tengah mengalami penurunan. Maka dari itu, perseroan pun berfokus ke pasar domestik karena pasarnya masih cukup positif.

"Apalagi ditunjang kebijakan pemerintah yang sangat mendukung ekonomi dalam negeri, dan untuk antisipasi ini semua, kami pun dari perseroan sudah ada sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan daripada seragam-seragam instansi ataupun BUMN di negara kita ini," kata Karsongno.

Untuk diketahui, pada tahun 2022, BELL mencatat peningkatan penjualan 8% dari Rp428 miliar pada 2021 menjadi Rp462 miliar pada 2022.

Kemudian, laba kotor perseroan meningkat 17% dari Rp120 miliar menjadi Rp140 miliar, laba usaha tumbuh 32% dari Rp22 miliar menjadi Rp29 miliar, sedangkan laba bersih bertumbuh 9% dari Rp2 miliar menjadi Rp3 miliar.

Aset BELL meningkat 0,38% dari Rp524 miliar pada 2021 menjadi Rp526 miliar pada 2022 sementara liabilitas menurun 0,37% dari Rp265 miliar menjadi Rp264 miliar. Dengan perkembangan tersebut, ekuitas BELL meningkat 0,38% dari Rp260 miliar menjadi Rp261 miliar.

Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity) BELL meningkat dari 0,88 menjadi 0,94. Di sisi lain, tingkat pengembalian atas aset (return on asset/ROA) dan tingkat pengembalian atas ekuitas (return on equity/ROE) masing-masing tercatat di posisi 0,85% dan 1,71%.

Seiring dengan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), penjualan BELL di segmen lokal meningkat 9% sementara ekspor menurun 11% dibanding tahun sebelumnya.

Dengan perkembangan tersebut, penjualalan BELL pada 2022 96%-nya berasal dari segmen lokal sementara 4%-nya berasal dari segmen ekspor.