<p>Ilustrasi industri properti. / Dok. PT Pollux Properti Indonesia Tbk</p>
Industri

Permintaan Gedung Perkantoran Jakarta pada 2020 Terburuk dalam 10 Tahun

  • JLL Indonesia melaporkan permintaan atas gedung perkantoran pada 2020 di bawah rata-rata penyerapan selama sepuluh tahun terakhir.

Industri
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia melaporkan permintaan atas gedung perkantoran pada 2020 turun jauh dibandingkan dengan tahun 2019.

Turunnya permintaan ini terjadi baik pada gedung perkantoran di distrik bisnis pusat atau central business district (CBD) maupun perkantoran non-CBD.

Total penyerapan ruang perkantoran di kawasan CBD hanya sebesar 33.000 meter persegi (m2) tahun 2020. Angka ini anjlok sekitar 83,5% dibandingkan penyerapan pada 2019 sebesar 200.000 m2. Hal ini juga menyebabkan tingkat hunian turun sebesar 2% dari tahun sebelumnya menjadi 74%

“Angka penyerapan 33.000 m2 tersebut juga jauh di bawah rata-rata penyerapan selama sepuluh tahun terakhir yang mencapai 210.000 m2,” ujar Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim dalam siaran pers, Rabu, 10 Jakarta 2021.

Selain itu, pasokan baru gedung perkantoran CBD juga berada di bawah rata-rata pasokan baru selama sepuluh tahun terakhir. Hanya ada 220.000 m2 pasokan baru pada 2020, di bawah rata-rata sebesar 275.000 m2.

Kondisi ini juga mempengaruhi harga sewa gedung perkantoran kawasan CBD. Untuk kantor Grade A, misalnya, mengalami penurunan -1,7% sepanjang 2020. Kini rata-rata harga sewa gedung Grade A menjadi Rp264.636 per m2  tiap bulannya.

Perkantoran Non-CBD

Penyerapan gedung perkantoran bukan CBD juga mengalami penurunan drastis di 2020. Hanya ada penyerapan sebesar 22.000 m2, jauh di bawah rata-rata penyerapan 10 tahun terakhir yang mencapai 122.000 m2.

Tingkat hunian di kawasan bukan CBD juga turun menjadi 76%. Menurut Head of Markets JLL Indonesia Angela Wibawa, hal ini disebabkan adanya satu gedung perkantoran yang baru selesai dibangun di Jalan Tendean sebesar 27.000 m2.

Meski begitu, harga sewa gedung perkantoran bukan CBD dapat dibilang stabil dengan harga sewa rata-rata sebesar Rp114,224 per m2 per bulan.

JLL memprediksi hanya akan ada 600.000 m2 pasokan baru gedung perkantoran CBD sampai tahun 2025. Namun, tingkat hunian perkantor CBD akan terus menurun dengan pasokan yang bertambah pada 2021 dan 2022.

“Di tiga tahun selanjutnya baru tingkat hunian akan meningkat dengan supply terus berkurang dan membuat permintaan tetap stabil,” ujar Angela.

Untuk gedung perkantoran bukan CBD, JLL juga memprediksi hanya akan ada 600.000 m2 pasokan baru sampai tahun 2025. Meski begitu, dengan pasokan yang terkontrol akan membuat harga sewa tetap stabil di masa depan.