Permintaan Mie Instan di Dunia Meningkat Hingga 160 Persen, Didominasi Indomie
Dunia

Permintaan Mie Instan di Dunia Meningkat Hingga 160 Persen, Indomie Mendominasi

  • Mie olahan dengan kandungan garam yang tinggi ini telah menjadi makanan murah favorit banyak orang, terutama di negara-negara berkembang. Sebut saja Afrika, Amerika Selatan dan sebagian negara di benua Asia.

Dunia

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Praktis, murah, enak, dan tersedia dengan berbagai rasa. Siapa sih yang tidak suka mie instan. Permintaan mie instan di dunia terus meningkat hingga tembus 160 persen. Media asing The Guardian menyebut hingga saat ini pasar mie instan masih didominasi oleh merek asal Indonesia, Indomie. 

Mie olahan dengan kandungan garam yang tinggi ini telah menjadi makanan murah favorit banyak orang, terutama di negara-negara berkembang. Sebut saja Afrika, Amerika Selatan dan sebagian negara di benua Asia. 

Nigeria adalah negara Afrika pertama yang memiliki pabrik Indomie dan semua penjual merek tersebut memiliki kios yang dapat ditemukan di setiap jalan, hampir di setiap pinggiran kota Nigeria.

Catatan dari Asosiasi Mie Instan Dunia yang berbasis di Jepang , antara tahun 2018 dan 2022, Nigeria sejauh ini merupakan konsumen mie instan terbesar di Afrika. Nigeria sendiri mengalami lonjakan permintaan sebesar 53% dari 1,82 miliar porsi menjadi 2,79 miliar porsi. 

Negara-negara seperti Kenya memang memiliki basis pelanggan yang jauh lebih kecil namun permintaan mie instan di sana terus meningkat. 

Data menunjukkan permintaan mie instan di Kenya pada periode yang sama meningkat hingga 160% dari 50 juta porsi menjadi 130 juta porsi. Sementara di Kolombia angka ini meningkat sebesar 150% dan di Mesir 110%.

Tahun lalu, sebanyak 121,2 miliar porsi mie instan telah dikonsumsi oleh penduduk dunia. Angka ini meningkat 2,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Popularitas budaya pop Korea juga telah meningkatkan permintaan makanan Korea di negara-negara kaya dan di kalangan kelas menengah di negara-negara berkembang. 

Menurut data yang dirilis oleh Korea Selatan pada bulan November, negara tersebut telah mengekspor mie instan senilai US$785 juta (£618 juta) dalam 10 bulan pertama tahun ini.  Naik hampir 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Fenomena ini tentu memicu kekhawatiran banyak pihak, ahli gizi terus memperingatkan dampak buruk mie terhadap kesehatan. 

Bagaimana tidak, dalam satu bungkus mie dengan porsi 70 gram mengandung natrium hingga 2,353 mg. 118% lebih tinggi dari jumlah asupan garam harian yang direkomendasikan oleh World Health Organization’s (WHO).

Sementara itu, sebuah studi pada tahun 2017, yang menganalisis kandungan 765 produk mie instan di 10 negara, menemukan kadar garam yang bervariasi, mulai dari 35% hingga 95% dari asupan garam harian orang dewasa. 

Mie instan di negara-negara berpendapatan menengah memiliki kandungan garam yang jauh lebih tinggi dibandingkan di negara-negara berpendapatan tinggi.