Pedagang menunjukkan perhiasan berbahan perak di gerai pusat perhiasan Cikini, Jakarta, Senin, 22 November 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Foto

Permintaan Perak Meledak, Harga Nanjak !

  • Harga perak naik pada perdagangan hari ini, Senin 22 November 2021 ditopang oleh perkiraan permintaan perak yang meningkat sebagai lindung nilai.
Foto
Ismail Pohan

Ismail Pohan

Author

Harga perak naik pada perdagangan hari ini, Senin 22 November 2021 ditopang oleh perkiraan permintaan perak yang meningkat sebagai lindung nilai. Harga perak di pasar spot tercatat US$ 24,6900/ton, naik 0,41% dibandingkan posisi kemarin. Harga perak dunia menguat didorong permintaan perak yang diramal meledak tahun ini.

Permintaan perak fisik global tahun 2021 diperkirakan melebihi satu miliar ons untuk pertama kalinya sejak tahun 2015. Laporan Silver Institute mengatakan permintaan perak global akan mencapai 1,029 miliar ons tahun ini, naik 15% dari tahun 2020. Sementara produksi diperkirakan akan mencapai 1,022 miliar ons, sehingga akan terjadi defisit pasokan sebesar 7 juta ons, menjadi defisit pertama sejak 2015.

Permintaan dari investor meningkat karena menginginkan aset aman atau sebagai aset lindung nilai dari gejolak ekonomi. Investasi fisik bersih diperkirakan meningkat 32% year-on-year (yoy) pada tahun 2021 menjadi 1,03 miliar ons.

Pantauan trenasia.com di sentra Pasar Perhiasan Cikini, harga perak terpantau stabil, salah satu toko yaitu toko Bukit Mas, harga perak dijual per-ring seharga Rp700 ribu, sedangkan di Toko Yossie Berlian perak dijual per gram seharga Rp200 ribu.

Namun, wacana tapering yang dipercepat untuk menghadapi lonjakan inflasi menahan kenaikan harga perak. Topik ini akan dibahas pada pertemuan The Fed berikutnya tanggal 14-15 Desember. Tapering yang lebih cepat akan meningkatkan potensi kenaikan suku bunga lebih cepat dari jadwal semula. Hal ini ini bisa mengurangi kilau perak sebagai aset lindung nilai.

Ada dua alasan kenapa permintaan perak akan meledak pada tahun 2021, yaitu sebagai lindung nilai dan kebutuhan bahan baku untuk produksi barang elektronik. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia