Nampak suasana penumpang di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. PT Angkasa Pura II (Persero) menyatakan puncak arus penumpang mudik Lebaran 2024, melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta terjadi pada 6 April 2024 dengan total 188 ribu penumpang 1.212 penerbangan. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Nasional

Perputaran Ekonomi Saat Mudik Diproyeksi Capai Rp386 Triliun

  • Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Ahmed Zaki Iskandar, memproyeksikan selama masa mudik Lebaran, pergerakan ekonomi bisa mencapai Rp386 triliun.

Nasional

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Ahmed Zaki Iskandar, memproyeksikan selama masa mudik Lebaran, pergerakan ekonomi bisa mencapai Rp386 triliun.

Hal itu diperoleh dari potensi pergerakan manusia yang diperkirakan berjumlah 193 juta orang pada mudik Lebaran tahun ini.

“Artinya dalam kurun waktu selama liburan panjang Lebaran, katakanlah per kepala mereka spend Rp2 juta selama musim mudik, ada potensi sekitar Rp386 triliun yang menggerakkan perekonomian di Indonesia pada mudik Lebaran,” kata Zaki dalam keterangannya di Jakarta, pada Minggu, 8 April 2024.

Faktor utama yang mendorong pergerakan ekonomi selama liburan Lebaran adalah ketersediaan transportasi umum dan infrastruktur pendukung. Ketersediaan bus, kereta api, dan pesawat terbang menjadi faktor penting dalam memfasilitasi pergerakan masyarakat.

Selain itu, adanya jaringan jalan yang luas dan terkoneksi dengan baik di berbagai wilayah, seperti di Jawa, Sumatera, dan pulau lainnya, juga menjadi dorongan utama bagi pergerakan masyarakat. Ini akan meningkatkan minat masyarakat untuk berwisata selama liburan.

“Ini membuat masyarakat berkeinginan untuk melakukan pergerakan, bukan saja mudik, tapi juga bertamasya dan berkunjung ke daerah lain. Misalnya melalui sektor food and beverage, sektor hotel, wisata,” jelas dia, dikutip dari Antara, pada Senin, 8 April 2024.

Peredaran uang yang diyakini akan memiliki dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi daerah, terutama bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sehingga dapat menjadi kesempatan untuk memperbaiki sektor ekonomi daerah setelah pandemi COVID-19.

Dia berharap agar perputaran uang tidak hanya terjadi di Pulau Jawa, tetapi juga di seluruh pulau di Indonesia.

Di sisi lain, dia mengamati kenaikan harga tiket transportasi umum selama musim mudik tidak akan berdampak besar pada inflasi. Sebab, ini akan tertutup dengan masifnya pergerakan dan pengeluaran masyarakat selama lebaran.

“Memang ada dampak terhadap inflasi karena kenaikan tersebut, tapi masih bisa tertutupi dengan pergerakan manusia,” papar Zaki.