Persaingan Industri Fintech Makin Ketat, Ini Strategi yang Direkomendasikan Pelaku Bisnis dan Asosiasi
- Seiring dengan potensi pasarnya yang besar, kompetisi di dunia fintech Indonesia pun semakin ketat. Hal itu tercermin dari investasi iklan fintech yang sangat tinggi, yakni senilai Rp6,7 triliun pada tahun 2021 dan menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara dan Pakistan.
Fintech
JAKARTA - Di tengah persaingan di industri fintech yang semakin ketat, ada beberapa strategi yang direkomendasikan perusahaan atribusi global AppsFlyer, LINE Bank, dan Indonesia Digital Association (IDA).
Dalam dikusi bertajuk "Indonesia Fintech Marketing Predictions: Navigating Past Learning to Grow Beyond" di Jakarta beberapa waktu lalu, ketiga entitas yang disebutkan di atas mendiskusikan beberapa strategi yang dapat dilakukan pemain industri financial technology untuk bisa tetap bersaing, di antaranya:
1. Menanamkan pola pikir bertumbuh (growth mindset)
Para pelaku industri fintech sebaiknya tidak stagnan dalam cara mengoperasikan dan memasarkan platformnya, namun terus menggali wawasan dan data-data baru untuk dijadikan acuan evaluasi strategi yang digunakan dalam menjalankan bisnis.
2. Tidak hanya berfokus pada akuisisi pengguna
Pelaku industri fintech disarankan untuk tidak hanya berfokus kepada pertumbuhan jumlah pengguna.
Sangat penting juga bagi para pelaku industri untuk merancang layanan yang dapat membuat pengguna menggunakan layanannya berulang kali.
Hal ini dapat didorong misalnya dengan meningkatkan perhatian pada pengalaman pengguna (user experience) dan mencari cara untuk memberikan pengalaman yang memuaskan dan customer-centric.
- ESG Award: Pengelola Alfamart, Sumber Alfaria Raih Predikat Sustainability dalam TrenAsia ESG Excellence 2022
- Ekspor Etanol Seharga Rp12,71 Miliar, Zulhas: Ini Jadi Momentum Dorong Perluasan Akses Pasar Produk Indonesia
- Presiden Jokowi Luncurkan Platform Dunia Virtual Jagat Nusantara
3. Mengutamakan privasi pengguna
Privasi yang terjaga dengan baik dapat memberikan pengalaman yang memuaskan untuk pengguna.
Dengan begitu, pengguna pun akan bisa menaruh kepercayaannya dan akan menjadi pelanggan setia dari platform fintech yang bersangkutan.
4. Kolaborasi
AppsFlyer, LINE Bank, dan IDA pun menyepakati bahwa kolaborasi adalah strategi yang penting dalam meningkatkan daya saing di industri fintech.
Chairman IDA Dian Gemiano mengatakan, kolaborasi antarelemen, khususnya pelaku industri, penyedia data seperti AppsFlyer, serta asosiasi-asosiasi terkait dapat menjadi strategi yang ampuh di dunia fintech.
"Setiap bagian dari ekosistem ini memiliki peran penting dalam memberikan solusi berbasis data bagi para pelanggan, meningkatkan pertumbuhan industri, serta mendorong perluasan inklusi finansial di Indonesia," ungkap Dian dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 31 Oktober 2022.
- Anti Resesi, 5 Bisnis Ini Bisa Jadi Ladang Cuan Saat Ekonomi Tak Menentu
- Investor Buat Surat Terbuka, Minta Mark Zuckerberg Menyerah Pada Meta
- Mengandung Zat Berbahaya, Unilever Tarik Dry Shampoo Dove hingga TRESemme di AS
Sebagai informasi, dalam diskusi yang sama dikemukakan pula bahwa Indonesia adalah pasar yang dituju para pemain fintech di skala global dengan populasi unbanked yang relatif besar, yakni sebanyak 91,3 juta penduduk atau mencapai sekitar 33% dari populasi Indonesia.
Di samping itu, ketertarikan masyarakat terhadap fintech pun terbilang cukup tinggi, tercermin dari data yang mengungkapkan bahwa 11 dari 100 aplikasi yang diinstalasi di Indonesia adalah platform financial technology.
Seiring dengan potensi pasarnya yang besar, kompetisi di ekosistem fintech Indonesia pun semakin ketat. Hal itu tercermin dari investasi iklan fintech yang sangat tinggi, yakni senilai Rp6,7 triliun pada tahun 2021 dan menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara dan Pakistan.