<p>Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) telah memulai pembangunan bendungan pertama di Sulawesi Barat, yaitu Bendungan Budong-budong. (Sumber: Kementerian PUPR)</p>
Nasional

Pertama di Sulawesi Barat, Bendungan Budong-budong Senilai Rp1,02 Triliun Mulai Konstruksi

  • Bendungan Budong-Budong di Sulawesi Barat menghabiskan dana Rp1,02 triliun dan akan memiliki potensi manfaat air baku sebesar 410 liter per detik.

Nasional

Reza Pahlevi

JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) telah memulai pembangunan bendungan pertama di Sulawesi Barat, yaitu Bendungan Budong-Budong.

Bendungan ini akan menghabiskan dana Rp1,02 triliun dan diperkirakan memiliki potensi manfaat air baku sebesar 410 liter per detik. Pembangunan bendungan juga diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya.

“Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kamis, 15 April 2021.

Bendungan Budong-budong dibangun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III, Ditjen Sumber Daya Air KemenPUPR dengan kapasitas tampungan 65,18 juta meter kubik dalam rangka pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) seluas 3.577 hektare.

Kepala BWS Sulawesi III KemenPUPR Taufik mengatakan konstruksi pembangunan Bendungan Budong-Budong telah dimulai sejak Desember 2020 dan ditargetkan selesai pada Desember 2023 sesuai kontrak.

“Saat ini masih penyelesaian pembebasan lahan untuk mendukung kelancaran konstruksi fisik,” ujarnya.

Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Brantas Abipraya (Persero)-PT Bumi Karsa (kerjasama operasi/KSO) dan konsultan supervisinya adalah PT Indra Karya (Persero)-PT Tuah Agung Anugrah-PT Ciriajasa E.C (KSO).

Kabupaten Mamuju Tengah sebagai daerah yang tengah berkembang diperkirakan akan banyak kegiatan pembangunan baik di bidang pertanian lahan basah maupun kegiatan industri yang membutuhkan air baku dari sumber air bendungan.

Selain irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan ini juga sangat diperlukan sebagai pengendali banjir untuk kawasan rawan bencana seperti Kecamatan Budong-Budong, Topoyo, dan Karossa. Bendungan diperkiran dapat mereduksi 60% arus air dari 341,59 m3 per detik menjadi 106,76 m3 per detik.

Bendungan Budong-Budong akan dibangun dengan membendung Sungai Salulebbo yang merupakan anak sungai Budong-Budong. (LRD)