Gedung kantor Bank BTPN di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Pertama Kalinya Sejak 2017, BTPN Bagikan Dividen untuk Tahun Buku 2022

  • Dari total laba bersih Rp3,1 triliun pada 2022, BTPN akan membagikan 20% atau setara dengan sekitar Rp619,14 miliar sebagai dividen. Sementara itu, sisa laba bersih di luar dividen disimpan sebagai laba ditahan.

Korporasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Untuk pertama kalinya sejak tahun 2017, PT Bank BTPN Tbk membagikan dividen untuk tahun buku 2022.

Keputusan untuk pembagian dividen tersebut ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2022 yang diselenggarakan Kamis, 13 April 2023.

Dari total laba bersih Rp3,1 triliun pada 2022, BTPN akan membagikan 20% atau setara dengan sekitar Rp619,14 miliar sebagai dividen. Sementara itu, sisa laba bersih di luar dividen disimpan sebagai laba ditahan.

Selain menyetujui angka dividen yang akan dibagikan, RUPST pun menyepakati pengangkatan Atsushi Hino sebagai direktur menggantikan Kan Funakoshi.

Kemudian, dengan pengunduran diri Irwan Mahjudin dari jabatan komisaris independen, posisinya digantikan oleh Onny Widjanarko yang masa jabatannya akan efektif setelah memperoleh persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga RUPST 2025.

Direktur Utama BTPN Henoch Munandar mengatakan, pembagian dividen pada tahun buku 2022 adalah pencapaian segenap insan perseroan atas kinerja solid pasca-merger serta pertumbuhan laba yang kian membaik dalam beberapa tahun terakhir.

"Saya berharap ini bisa menjadi momentum untuk memantik optimisme kami untuk terus mencatatkan performa apik guna memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi para nasabah, pemegang saham, dan masyarakat Indonesia," ujar Henoch dikutip dari keterangan resmi yang diterima TrenAsia, Kamis, 13 April 2023.

Untuk diketahui, BTPN  mencetak pertumbuhan laba bersih setelah pajak Bank BTPN (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh sebesar 16% pada kuartal IV-2022 menjadi Rp3,1 triliun, dari posisi kuartal IV-2021 sebesar Rp2,67 triliun.

Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar mengatakan kenaikan laba bersih tak lepas dari pertumbuhan pendapatan operasional dan penurunan biaya kredit. Pendapatan operasional naik 4% menjadi Rp13,69 triliun, sementara biaya kredit turun 13% menjadi Rp1,84 triliun.

Jika dirinci, pertumbuhan pendapatan operasional didorong oleh naiknya pendapatan bunga bersih (net interest income/ NII) sebesar 5% menjadi Rp11,68 triliun dan peningkatan pendapatan operasional lainnya sebesar 3% menjadi Rp2,01 triliun tahun lalu. Hal ini sejalan dengan peningkatan permintaan atas pembiayaan syariah dan kredit di segmen korporasi, masing-masing sebesar 10% dan 13%.

Namun demikian, beban bunga mengalami peningkatan sebesar 17% menjadi Rp4,22 triliun sepanjang 2022, terutama dalam komponen beban bunga dalam mata uang asing sebagai dampak dari kenaikan US Federal rate.

Total kredit yang disalurkan Bank BTPN naik 8% ke posisi Rp146,12 triliun per akhir Desember 2022, dari Rp135,60 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun secara gross nonperforming loan (NPL) berada di level 1,43% akhir 2022, turun dibandingkan dengan 1,68% pada periode yang sama tahun lalu dan lebih rendah dibanding rata-rata industri perbankan yang sebesar 2,44% pada akhir Desember 2022.

Bank BTPN mencatatkan pertumbuhan jumlah dana pihak ketiga (DPK) sebesar 5% menjadi Rp114,87 triliun pada akhir 2022. Pertumbuhan DPK disumbang oleh saldo CASA yang meningkat sebesar 6% menjadi Rp40,16 triliun dan time deposit yang naik 4% menjadi Rp74,70 triliun pada akhir tahun lalu. Rasio CASA pun sedikit meningkat dari 34,6% menjadi 35,0%.

Bank BTPN juga berhasil menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 229,3% dan net stable funding ratio (NSFR) 133,7% pada posisi 31 Desember 2022. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 27,3%.