Photo by DSD: https://www.pexels.com/photo/man-holding-an-umbrella-1822605/
Destinasi & Kuliner

Pertama Semenjak COVID-19, Kunjungan Turis ke Jepang Capai 2 Juta

  • Peningkatan ini memberikan dampak positif bagi pedagang-pedagang di Jepang.

Destinasi & Kuliner

Bintang Surya Laksana

TOKYO - Organisasi Pariwisata Nasional Jepang atau the Japan National Tourism Organisation (JNTO) pada Juni lalu jumlah turis luar negeri yang berkunjung di Jepang berjumlah 2,07 juta. Nilai tersebut merupakan yang pertama kali melewati angka 2 juta semenjak Februari 2020 atau sejak COVID-19 melanda.

Peningkatan ini memberikan dampak positif bagi pedagang-pedagang di Jepang. Salah satu yang mendapatkan dampak langsung adalah restoran Sushi Kyubey di Ginza, Tokyo. Melansir Reuters, restoran ini mengalami masa sulit selama pandemi COVID-19 dengan penurunan penjualan sebanyak 70%.  Namun dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ini restoran sushi tersebut kembali pulih.

Melansir Reuters, Yosuke Imada, pemilik dan koki, menyebutkan, “dibandingkan dengan tahun 2019, bisnis di restoran kami benar-benar pulih atau menjadi lebih baik, sebagian berkat peningkatan jumlah wisatawan asing.”

Imada juga menyebutkan bahwa para wisatawan itu menghabiskan banyak uang. “Orang-orang dari luar negeri membelanjakan hingga sekitar 50.000 yen atau sekitar Rp5,35 juta (krus Rp107). Mungkin mereka tidak merasa itu mahal berkat yen yang lemah,” ujar Imada pada Rabu 19 Juli 2023.

Bahkan di tengah gelombang panas yang melanda Jepang dan beberapa  wilayah bumi lainnya, wisatawan tersebut masih mau datang ke Jepang demi mencari liburan murah dengan memanfaatkan penurunan mata uang dalam beberapa dekade ini.

Masuknya arus wisatawan mancanegara ini sangat membantu perekonomian para pedagang. Contohnya adalah restoran Sushi Kyubey yang pada bulan April menghentikan diskon makan siang yang telah ditawarkannya selama bertahun-tahun karena kenaikan harga bulu babi, abalon, dan kerang lainnya.

Namun saat ini diskon tidak diperlukan untuk pelanggan Kyubey, yang sebagian besar datang dari Eropa, Amerika Serikat, dan tempat lain di Asia. Kadang-kadang penuh dipesan oleh orang asing, sehingga sulit bagi pengunjung Jepang untuk masuk ujar Imada dilansir Reuters.

Jepang memiliki rekor 32 juta pengunjung pada tahun 2019, sebelum COVID. Tahun ini, Perdana Menteri Fumio Kishida berharap pemulihan di industri pariwisata akan memberi 5 triliun yen (Rp535,67 triliun) setahun untuk perekonomian.

Jaringan APA Hotel mengatakan pemesanan telah kembali seperti tahun 2019 dengan permintaan yang sangat tinggi di tempat-tempat wisata seperti distrik Shinjuku di Tokyo.

Bandara Haneda Tokyo memulai kembali penerbangan internasional dari Terminal 2 untuk pertama kalinya dalam tiga tahun pada hari Kamis. Sebuah grup pariwisata Kyoto menjual 400.000 yen (Rp42,85 juta) tiket premium ke Festival Gion yang terkenal di kota itu minggu ini atau 20 kali lipat harga tertinggi sebelumnya.

Penghitungan 2,07 juta kedatangan Juni naik dari 1,9 juta pada Mei, meskipun masih turun 28% dibandingkan pada Juni 2019.

Pelancong masuk dari AS, Eropa, Australia, dan Timur Tengah sudah berada di atas level 2019, menurut data JNTO. Pengunjung dari Tiongkok, yang sebelumnya merupakan sumber turis terbesar Jepang, melonjak 55% menjadi 204.500 pada Juni dari bulan sebelumnya, meski masih jauh jika dibandingkan seperti sebelum COVID-19.