Pertamina Buka Peluang Kerja Sama dengan Swasta Kembangkan EBT
- PT Pertamina (Persero) membuka peluang kerja sama dengan perusahaan swasta untuk kembangkan energi baru dan terbarukan (EBT).
BUMN
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) membuka peluang kerja sama dengan perusahaan swasta untuk kembangkan energi baru dan terbarukan (EBT). Pasalnya, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang energi, kolaborasi dengan banyak pihak sangat dibutuhkan untuk pengembangan energi hijau dan pengurangan emisi.
Hal itu disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada Forum Sinergi BUMN-Swasta Kolaborasi untuk Pembangunan Inklusif, di Ritz Carlton Hotel, Jakarta. Menurutnya sinergi dengan swasta akan menambah peluang lini bisnis hijau di masa depan.
- Berakhirnya Windfall Komoditas Ini Bikin Ekspor Indonesia Merosot
- Ikut Jejak Netflix, Disney+ Bakal Naikkan Harga Langganan dan Ancam Tindakan Berbagi Password
- BRI Sambut Baik Rencana OJK Soal Peningkatan Mutu Digital Bank
"Indonesia, memiliki potensi yang sangat besar di masa depan. Salah satunya dalam aspek sumber energi baru dan terbarukan (EBT), hal ini bisa menjadi salah satu peluang kita untuk menciptakan bisnis untuk transisi energi kedepan. Salah satunya adalah Indonesia memiliki potensi 400 Giga Tons potential CCUS clusters,” jelas Nicke dikutip dari keterangan resmi, Rabu16 Agustus 2023.
Nicke kemudian, menjelaskan kendati bahan bakar fossil masih jadi mayoritas konsumsi energi primer global di 2022, namun berbagai negara sudah bergerak menuju energi hijau dan program dekarbonisasi. Hal itu yang membuat pihaknya mendorong Indonesia harus memiliki peran kunci. Kesempatan ini didukunh oleh luas wilayah, lokasi strategis dan sumber daya alamnya yang melimpah.
Memahami potensi tersebut, Pertamina juga telah melakukan berbagai upaya transisi energi hijau meliputi pengembangan Bio Energy, Geothermal, Hydrogen, EV Battery & Energy Storage System (ESS), Gasification, Nature Based Solution, Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS), dan Ammonia.
“Dari semua hal ini, kami, Pertamina terbuka untuk bekerjasama dari sisi investasi dengan pihak swasta. Belum lagi jika kita bicara dari segi posisi sebagai supplier, kontraktor dan lainnya, sehingga potensinya sangat besar. Hal ini sejalan dengan tujuan kami BUMN, sebagai lokomotif Industri nasional, dan pertumbuhan ekonomi nasional," terang Nicke.
- KNKG: Iklim ESG Akan Lestari jika Datang dari Inisiatif Perusahaan
- Humpuss Intermoda (HITS) Hormati Gugatan Parbulk II AS melalui Prosedur Hukum
- Menanti Arah Keamanan Global Usai KTT di Camp David
Potensi Bisnis
Lebih lanjut Nicke menjelaskan bahwa untuk menjalankan seluruh program tersebut maka dalam 5 tahun kedepan Pertamina menganggarkan US$68 miliar atau sekitar 1.000 triliun dengan komposisi sekitar 43,8% untuk Fossil Fuel, 41,7% untuk Petrochemical dan 14,5% untuk Green Business.
Nicke meyakini bahwa kolaborasi merupakan kunci transisi energi menuju energi hijau. Hingga saat ini Pertamina juga telah menjalin kemitraan dalam transisi energi dan dekarbonisasi untuk EV Ecosystem, Nature Based Solution, dan Green Industrial Cluster.
“Sinergi BUMN dengan swasta dalam negeri juga mendorong pemulihan ekonomi nasional dengan 5.600 partisipasi vendor atau manufaktur lokal, 82.000 orang tenaga kerja dan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN sebesar 60,6%,” tambah Nicke.
Sebagai informasi, Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.