Ilustrasi penambangan laut dalam
Energi

Pertamina dan Perusahaan Korea Sepakati Kerja Sama Rig-to-CCS

  • Pengelolaan anjungan migas lepas pantai setelah masa produksi berakhir merupakan sebuah tantangan yang memerlukan pendekatan komprehensif dalam penanganan Abandonment and Site Restoration (ASR).

Energi

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA -  Pertamina dan Korea National Oil Corporation (KNOC) menandatangani kesepakatan dalam pengembangan teknologi Rig-to-CCS. 

Penandatanganan Joint Study Agreement dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dan President & CEO KNOC, Mr. Dong Sub Kim, di Seoul, di Korea Selatan pada 10 Januari 2024.

Kesepakatan ini  untuk mentransformasi anjungan lepas pantai migas yang tidak aktif menjadi fasilitas Penyimpanan Karbon (CCS), menempatkan fokus utama pada penyelesaian masalah Abandonment and Site Restoration (ASR) dari infrastruktur yang tidak terpakai. 

Langkah ini tidak hanya diarahkan untuk menangani dampak lingkungan dari anjungan yang tidak digunakan, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya global untuk mencapai tujuan Net Zero Emission.

“Saya sangat mengapresiasi kerja sama ini. Selain untuk memperkaya kajian Carbon Capture & Storage (CCS), kerja sama ini juga membantu menyelesaikan masalah Indonesia pada Abandonment and Site Restoration (ASR) anjungan lepas pantai,"  ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dilansir siaran pers, Kamis, 11 Januari 2023.

Pengelolaan anjungan migas lepas pantai setelah masa produksi berakhir merupakan sebuah tantangan yang memerlukan pendekatan komprehensif dalam penanganan Abandonment and Site Restoration (ASR). 

Dengan bertambahnya jumlah struktur ini yang tidak lagi aktif, terdapat kebutuhan untuk mengatasi berbagai aspek, mulai dari keselamatan lingkungan hingga tata kelola yang efektif dalam menangani infrastruktur yang tidak digunakan. 

“Biaya ASR atau decommissioning secara konvensional sangat mahal sehingga dibutuhkan solusi alternatif ASR terutama pemanfaatan ulang agar pelaksanaan ASR anjungan lepas pantai tersebut dapat dilaksanakan secara bertahap dan efisien,” tambahNicke.

Kerjasama antara Pertamina dan KNOC tidak hanya mengeksplorasi teknologi Rig-to-CCS, tetapi juga untuk menjajaki berbagai peluang dalam bisnis berorientasi rendah karbon. 

Dengan mengembangkan teknologi Rig-to-Wind Farm, Rig-to-Fish-Farm, dan Rig-to-LNG-Terminal, kemitraan ini menjadi inovasi dalam sektor energi, serta komitmen kuat terhadap solusi penggunaan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Langkah ini mencerminkan visi kedua perusahaaan dalam melakukan diversifikasi energi, menciptakan terobosan teknologi, serta berperan aktif dalam mendukung transformasi menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi planet bumi.

Indonesia memiliki potensi besar dalam penyimpanan CO2, dan dilihat sebagai pelopor dalam menerapkan regulasi CCS di wilayah ASEAN dan Asia. Dengan inisiatif ini, Indonesia berada dalam posisi yang kuat untuk mengarahkan pengembangan teknologi energi bersih di kawasan tersebut.