Pertamina dan UGM Lakukan Rehabilitasi Hutan untuk Penyerapan Karbon dan Pengembangan EBT
- Melalui Pertamina Foundation, Pertamina dan Fakultas Kehutanan UGM melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial korporasi (corporate social responsibility/CSR) berupa kegiatan rehabilitasi hutan.
BUMN
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) berkolaborasi untuk rehabilitasi hutan dan peningkatan penyerapan karbon serta pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
Melalui Pertamina Foundation, Pertamina dan Fakultas Kehutanan UGM melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial korporasi (corporate social responsibility/CSR) berupa kegiatan rehabilitasi hutan.
Rehabilitasi hutan ini dinamai "Hutan Pertamina UGM" dengan optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan lahan di kawasan hutan tujuan khusus (KHDTK) UGM untuk pengembangan EBT dan serapan karbon.
Kegiatan ini dijalankan dalam rentang 2022-2024 dengan target luasan 3.000 hektare yang secara administrasi ada di Kabupaten Blora dan Ngawi.
- Menakar Keuntungan Penerapan ESG untuk Korporasi hingga Investor di Indonesia
- Menilik Sisa Manisnya Pabrik Gula yang Kini Jadi Destinasi Wisata
- Bank China Ramai-Ramai Jual Dolar untuk Hadang Perlambatan Yuan
Kegiatan ini diproyeksikan dapat berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim, pengelolaan hutan lestari, peningkatan serapan karbon dan pengembangan EBT, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.
Dengan demikian, aktivitas yang dicanangkan Pertamina bersama UGM ini merupakan penerapan atas nilai-nilai lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, and governance/ESG).
Untuk memperkuat kerja sama, jajaran dewan pembina, dewan pengawas, dewan pengurus Pertamina Foundation, rektorat Universitas Pertamina dan Fakultas Kehutanan UGM melaksanakan aksi "Nandur Bareng untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon" di arboretum Fakultas Kehutanan UGM.
Dalam kegiatan rehabilitasi hutan ini, pohon yang ditanam adalah nyamplung dan kepuh yang merupakan salah satu jenis tanaman yang berpotensi dalam penyerapan karbon dan menghasilkan buah yang dapat diolah menjadi EBT biodiesel.
Selain itu, ada juga tanaman Shorea Selanica atau Meranti Merah yang merupakan jenis tanaman yang berpotensi menjadi penyimpan karbon dan menjaga kelestarian hutan hujan tropis di Indonesia.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pertamina dan Dewan Pembina Pertamina Foundation Erry Sugiharto mengatakan bahwa keberadaan hutan memiliki potensi besar dalam mendukung pengembangan EBT.
Melalui Pertamina Foundation, perseroan berperan akitf dalam pengembangan bioenergi melalui kegiatan kolaborasi untuk rehabilitasi hutan ini.
- 7 Jurus Rekind Menyelamatkan Diri, Memangkas Tunjangan Karyawan Hingga Minta Tambahan Nilai Proyek
- Ciri-ciri Orang yang Butuh Istirahat dari Media Sosial
- Mengenal Sosok Ted Sioeng, Pengusaha Sukses yang Bersengketa dengan Bos Mayapada
"Di samping itu, pembangunan hutan energi merupakan wujud komitmen Pertamina untuk mendukung program pemerintah dalam penurunan emisi atau net zero emission 2060. Di sisi lain, kegiatan pembangunan hutan energi yang akan dibangun di KHDTK UGM juga akan mendorong keterlibatan masyarakat sekitar hutan melalui kegiatan-kegiatan agroforestri dan pemberdayaan ekonomi masyarakat," kata Erry.
Wakil dekan Fakultas Kehutanan UGM Widiyatno mengatakan, aksi nandur yang diinisiasi Pertamina memiliki visi yang sejalan dengan Fakultas Kehutanan UGM sehingga kolaborasi ini pun bisa dilaksanakan.
"Aksi yang dilakukan Pertamina dan UGM sejalan dengan tujuan Fakultas Kehutanan UGM dalam mengembangkan KHDTK UGM untuk meningkatkan produktivitas dan kelestarian hutan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.