Pertamina Diminta Investigasi Bisnis Hilir Migas, Buntut Kebakaran Depo Plumpang dan Tanker
- Kebakaran Depo Plumpang dan tanker pengangkut BBM dinilai menjadi persoalan serius bagi PT Pertamina (Persero) untuk menata ulang proses bisnis hilir migas.
Nasional
JAKARTA – Insiden kebakaran Depo Plumpang dan tanker pengangkut BBM dinilai menjadi persoalan serius bagi PT Pertamina (Persero) untuk menata ulang proses bisnis hilir migas.
Anggota Komisi VII DPR RI Diah Nurwitasari menuntut Pertamina untuk melakukan investigasi menyeluruh secara serius terhadap insiden terbakarnya Kapal MT Kristin yang membawa muatan 5.900 kilo liter (kl) Pertalite tersebut.
“Pertamina harus melakukan investigasi serius secara komprehensif,” ujarnya kepada TrenAsia.com, Selasa, 28 Maret 2023.
Diah berharap agar Pertamina tidak menyepelekan tiap insiden kebakaran. Belum lama ini, tragedi memilukan terbakarnya Depo BBM Pertamina di Plumpang masih membekas di benak masyarakat. Ratusan warga menjadi korban dan kehilangan tempat tinggal, belasan nyawa hilang dalam insiden itu.
“Jangan anggap sepele setiap kecelakaan. Kebakaran-kebakaran tersebut sangat merugikan banyak pihak," katanya.
- FIFA Dikabarkan Tunjuk Peru Gantikan Indonesia Gelar Piala Dunia U-20
- Telkom Raup Pendapatan Rp147,31 triliun pada 2022, Telkomsel Masih Jadi Penopang
- Bank OCBC NISP Minta Perlindungan Hukum dari Presiden Terkait Dugaan Pengemplangan Utang Bos Gudang Garam
Senada dengan Diah, Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron turut mengkritisi sistem keamanan operasional Pertamina. “Saya sudah medalami HSE dan ERP pertamina, memang diakui banyak kelemahan. Ke depan harus diperbaiki,” paparnya.
Bahkan Herman berjanji akan membawa insiden ini ke Senayan dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP). “Kejadian ini menjadi catatan kami untuk didalami dalam rapat dengan Pertamina yang akan datang, setelah sebelumnya kejadian kebakaran beruntun di TBBM dan Tangki Pengolahan.”
Kapal MT Kristin mengalami kebakaran di perairan Pantai Ampenan, Kota Mataram, NTB, Minggu, 26 Maret 2023 sekitar pukul 15.00 WITA. Sebanyak 14 ABK mengalami luka ringan, sedangkan tiga lainnya meninggal dunia dalam insiden tersebut.
Rencananya, kapal tanker tersebut akan mengirim BBM ke Depo Sanggaran, Benoa, Bali. Karena penuh, pengiriman dialihkan ke Depo Ampenan di Mataram, NTB. Kemunculan api bermula saat MT Kristin tengah melakukan labuh jangkar sebelum dropping BBM.
MT Kristin merupakan satu dari empat kapal pengangkut BBM milik Hanlyn yang disewa PT Pertamina International Shipping (PIS). Tiga di antaranya MT Aviani, MT Zilvia, dan MT Iriani. Hanlyn bersanding dengan Berlian Laju Tanker, Humpuss Transportasi Kimia (HTK) dan perusahaan pelayaran pengangkut BBM milik Pertamina.
Terdapat rumor yang beredar bahwa Hanlyn merupakan entitas penyewaan kapal milik mantan petinggi polisi. TrenAsia.com telah menghubungi Sekretaris Perusahaan PIS Aryomekka Firdaus untuk mengonfirmasi kebenaran berita tersebut.
Namun, Aryomekka hanya menanggapi soal proses penyelidikan kebakaran MT Kristin yang baru saja dimulai. “Sudah dimulai (proses audit penyelidikan oleh KNKT per hari ini. Kami turut mendampingi juga.”