<p>Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam agenda penandatanganan perjanjian kerja sama antara PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam, Tbk, dan Air Products and Chemicals Inc secara virtual di Jakarta, Selasa, 11 Mei 2021. / Kementerian BUMN</p>
Industri

Pertamina Garap Proyek Gasifikasi Batu Bara dengan Teknologi CCUS

  • JAKARTA – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati  mengaku siap menjalankan proyek gasifikasi batu bara dimethyl ether (DME) secara paralel melalui Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Menurutnya, hal ini mampu menekan emisi karbon hingga mencapai 45%. “Melalui penerapan CCUS, diharapkan emisi yang dihasilkan dari proses gasifikasi dapat digunakan untuk peningkatan produksi di sumur-sumur tua, sehingga […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati  mengaku siap menjalankan proyek gasifikasi batu bara dimethyl ether (DME) secara paralel melalui Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Menurutnya, hal ini mampu menekan emisi karbon hingga mencapai 45%.

“Melalui penerapan CCUS, diharapkan emisi yang dihasilkan dari proses gasifikasi dapat digunakan untuk peningkatan produksi di sumur-sumur tua, sehingga mendorong terwujudnya green economy untuk proyek sejenis,” mengutip keterangan tertulis, Rabu, 12 Mei 2021.

Proyek gasifikasi batu bara, lanjutnya, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo melalui  Grand Strategi Energi Nasional, yakni transisi energi, green energy, dan circular energy.

Nicke bilang, Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah memformulasikan kembali strategi tersebut dengan menargetkan bebas impor liquified petroleum gas (LPG) pada 2027, serta penurunan emisi karbon pada 2030.

Seperti diketahui, Pertamina bersama perusahaan pelat merah PT Bukit Asam Tbk telah menyepakati proyek ini dengan menggandeng Air Products and Chemicals Inc asal Amerika.

Investasi Proyek Rp30 Triliun, Apa Saja Keuntungannya?

Salah satu proyek strategis nasional ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun, dengan mendatangkan investasi asing dari sebesar US$2,1 miliar atau setara  Rp30 triliun (asumsi kurs Rp14.400 per dolar Amerika Serikat).

Proyek ini diklaim akan mendatangkan berbagai keuntungan bagi Indonesia. Pertama, gasifikasi batu bara mampu mengurangi impor gas alam dicairkan LPG sebanyak satu juta ton per tahun.

Sebab, dengan utilisasi enam juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun.

Kedua, proyek ini juga memiliki berbagai multiplier effect, mulai dari menarik investasi asing hingga menyerap tenaga kerja lokal.

Hal ini karena penggunaan porsi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mampu memberdayakan industri nasional. Penyerapan tenaga kerja lokal mencapai 10.000 orang pada saat konstruksi. Sementara, ketika pabrik mulai beroperasi, penyerapan tenaga kerja sebanyak 8.000 karyawan.

Terakhir, proyek ini juga dinilai mampu menghasilkan potensi penerimaan pajak dan nonpajak negara sebesar Rp800 miliar per tahun.

Amandemen perjanjian kerja sama antara ketiga perusahaan tersebut diketahui resmi ditandatangani kemarin, 11 Mei 2021.

Penandatanganan tersebut berlangsung secara virtual di Los Angeles, Amerika Serikat dan Jakarta, Indonesia. Para pihak yang hadir antara lain Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto, Direktur Pengembangan Usaha PTBA Fuad I. Z. Fachroeddin, dan President & CEO APCI Seifi Ghasemi, serta disaksikan Menteri BUMN Erick Thohir. (RCS)