Ilustrasi Pembangkit Listrik Panas Bumi.
Energi

Pertamina Geothermal (PGEO) Proyeksikan Panas Bumi Sumbang 16% Dekarbonisasi Indonesia

  • PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) diharapkan akan memberikan kontribusi sebesar 16% terhadap target dekarbonisasi Indonesia pada tahun 2030.

Energi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Pemanfaatan energi panas bumi oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) diharapkan akan memberikan kontribusi sebesar 16% terhadap target dekarbonisasi Indonesia pada tahun 2030. Target tersebut ditetapkan sebanyak 912 juta ton CO2.

Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi, menyatakan bahwa energi panas bumi merupakan bentuk energi terbarukan dengan pasokan terbesar di Indonesia. Selain itu, pasokannya dapat dikendalikan lebih baik dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya.

“Selain itu dengan potensinya yang sangat besar di Indonesia, panas bumi mampu menjadi baseload hijau untuk sektor industri, sebagai sumber energi terbarukan strategis yang utama,” ujar Julfi di sela perhelatan COP28 di Dubai, dikutip melalui siaran pers, Selasa, 5 Desember 2023. 

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), diperkirakan bahwa sumber daya panas bumi di Indonesia mencapai sekitar 28,5 gigawatt listrik (GWe), terdiri dari sumber daya sebesar 11.073 MW dan cadangan sebesar 17.453 MW.

Namun, kata Jufli, pemanfaatan sumber daya panas bumi saat ini baru mencapai 1.948,5 MW, melibatkan 13 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang tersebar di 11 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP).

Dengan merujuk pada Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 202—2030 dan dokumen hijau PGEO, secara keseluruhan, sektor industri panas bumi di Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16% dari total target dekarbonisasi nasional pada tahun 2030.

“Jika pertumbuhan PGEO mengikuti rencana skenario agresif, perusahaan akan berkontribusi terhadap 5% pengurangan karbon nasional pada 2030 serta berkontribusi 89 juta ton penghindaran CO2 selama 10 tahun kedepan,” terang Julfi.

Eksplorasi Bisnis

Selain fokus pada pengembangan panas bumi, Pertamina Grup juga mengimplementasikan strategi lain untuk mengurangi emisi karbon di sektor pembangkit dan manufaktur. Beberapa dari inisiatif tersebut melibatkan eksplorasi bisnis hidrogen hijau dan metanol hijau, ekstraksi silika, serta promosi sistem kredit karbon.

“Kami mempromosikan sistem kredit karbon di Indonesia yang sedang berkembang dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE),” ujarnya.

Dalam acara COP28, sebuah join statement mengenai kemitraan lapangan panas bumi Suswa, Kenya, diumumkan antara PGEO, Geothermal Development Company (GDC), dan salah satu pemegang saham PGE, yaitu Masdar. 

Join statement ini diumumkan oleh Presiden Republik Kenya, William Ruto, pada Sabtu, 2 Desember 2023, waktu setempat. Tujuan dari pernyataan bersama ini adalah untuk mempercepat pengembangan lapangan panas bumi Suswa.

“Kemitraan yang memiliki nilai investasi US$1,2 miliar ini ditujukan untuk pengembangan 300 MW tenaga panas bumi pada 2030. Infrastruktur awal proyek ini pun akan segera dimulai,” ujar William Ruto.