Nampak pelanggan tengah melakukan pengisian BBM jenis Pertamax di sebuah SPBU kawasan Rest Area Karang Tengah Tol Jakarta Tangerang. PT Pertamina hari ini 3 Januari 2023 pukul 14.00 menurunkan harga Pertamax,Pertamax Turbo dan Pertamina Dex. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Energi

Pertamina Kantongi Rp46,19 Triliun untuk Proyek RDMP Kilang Balikpapan

  • PT Pertamina (Persero) berhasil mendapatkan dukungan pendanaan untuk proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan, sekitar USD 3,1 miliar atau Rp46,4 triliun (Kurs Rp14.900 per dolar AS).
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA  - PT Pertamina (Persero) berhasil mendapatkan dukungan pendanaan untuk proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan, sekitar US$3,1 miliar atau Rp46,19 triliun (kurs Rp14.900 per dolar AS).

Sub Holding Refining & Petrochemical Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Balikpapan sebagai anak usaha PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) telah mendapatkan kepercayaan pendanaan dari para lender yaitu Export Credit Agency (KEXIM, K-SURE, SACE, dan US EXIM), serta 22 institusi perbankan.

Wakil Menteri BUMN I Kementerian Badan Usaha, Pahala N Mansury menyampaikan bahwa, dengan dukungan keuangan ini akan memungkinkan Pertamina untuk menyelesaikan pengembangan proyek RDMP Kilang Balikpapan yang tentunya akan memberikan dampak positif pada ketahanan energi nasional.

"Keberhasilan pembiayaan Proyek RDMP Kilang Balikpapan ini tentunya merupakan suatu prestasi untuk Pertamina, selamat untuk KPI dan seluruh tim. Ini merupakan project financing yang terbesar di Indonesia sampai dengan saat ini," ungkap Pahala dalam keterangannya dilansir Selasa, 27 Juni 2023.

Tantangan dan Manfaat Kedepan

Sebagai proyek strategis nasional (PSN), Proyek RDMP Kilang Balikpapan ini merupakan proyek penting untuk penguatan ketahanan energi nasional, melalui peningkatan kapasitas pengolahan minyak mentah dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari. Kilang ini juga akan mendukung pengurangan emisi gas buang kendaraan bermotor dengan peningkatan kualitas produk bahan bakar minyak yang lebih ramah lingkungan dengan standar EURO V.

Nantinya, Kilang Balikpapan juga akan dapat meningkatkan Nelson Complexity Index atau kemampuan kilang mengolah bottom product sebanyak mungkin, naik dari 3,7 menjadi 8. Adapun progres proyek konstruksi (Engineering Procurement Construction/EPC) sampai Juni 2023 sebesar 74%.

Pembangunan kilang Balikpapan imbuhnya, memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena pengerjaan proyek ini berdampingan dengan kilang existing yang masih beroperasi. Tantangan lainnya juga terdapat pada penggunaan equipment yang berkapasitas besar dan berat, seperti Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Disengager/Stripper dan Regenerator dengan total berat keseluruhan sekitar 3.100 ton yang pemasangannya menggunakan Giant Rigger Crane, Crane khusus yang didatangkan dari Belgia.  

Peralatan tersebut memiliki sistem regenerasi bertahap (multistage regeneration), yaitu sebuah metode terbaru yang digunakan pada unit RFCC untuk dapat mengolah residu (bottom product) menjadi produk BBM yang bernilai ekonomis tinggi dan ramah lingkungan, sehingga dapat meningkatkan keekonomian/margin kilang.

Sebagai proyek dengan investasi terbesar, RDMP Balikpapan membawa multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah, karena melibatkan perusahaan daerah, menyerap tenaga kerja lokal, serta TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang ditargetkan mencapai 30-35%.

Saat proyek tersebut selesai, diproyeksikan dapat menghemat current account sebesar US$2.5 miliar per tahun baik dari produk BBM, LPG, maupun petrochemical.

Dalam kesempatan yang sama, Fadjar Djoko Santoso VP Corporate Communication Pertamina menyampaikan bahwa RDMP Kilang Balikpapan akan menjadi salah satu Pilar Ketahanan Energi di Wilayah Indonesia Bagian Tengah yang dapat memasok energi tidak hanya Kalimantan tapi termasuk sebagian Sumatera dan Sulawesi bahkan sampai ke Papua.

Fadjar menilai, bahwa RDMP Kilang Balikpapan ini sejalan dengan komitmen Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060.