<p>Ilustrasi kilang minyak PT Pertamina (Persero) / Pertamina.com</p>
Industri

Pertamina Mulai Produksi Pertamax untuk Mobil F1 di Kilang Cilacap

  • PT Pertamina (Persero) mulai mengembangkan produk Pertamax F1-10 khusus untuk mobil F1 di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, pada tahun ini.

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mulai mengembangkan produk Pertamax F1-10 khusus untuk mobil F1 di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, pada tahun ini.

“Pengembangan produk ini dilakukan secara berkelanjutan dengan RON 98 dan kandungan sulfur maksimal 50 ppm,” ujar Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Ifki Sukarya dalam keterangan tertulis, Kamis, 15 April 2021.

Ifki menuturukan Kilang Cilacap mampu menghasilkan Avtur sebanyak 18,44 juta barel per tahun. Adapun sebesar 4,2% merupakan produk lube-based atau berbasis pelumas, dan 3,6% berupa petrokimia.

Di samping itu, lanjut Ifki, kilang ini juga menghasilkan 92,2% Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Khusus (BBK) seperti Premium, Pertamax, dan Solar.

Kemudian, untuk non BBM di antaranya base oil, paraffinic oil, aspal, Industrial Fuel Oil (IFO), serta produk hasil ekstraksi Minarex.

Untuk produk Minarex, kata Ifki, digunakan oleh industri karet, seperti ban dan tinta cetak. Fungsinya untuk memperbaiki proses pelunakan dan pemekaran, serta menurunkan kekentalan komponen karet.

Terbaru, di bawah pengelolaan KPI, Kilang Cilacap menghadirkan Kilang Langit Biru Cilacap (KLBC) yang resmi beroperasi pada 10 Desember 2020. Produksinya beruupa minyak hidrokarbon ringan (Mogas) 92 yang dikenal dengan nama Pertamax.

Adapun kapasitas produksi KLBC mencapai 21.500 barel per hari atau setara 1,2 juta kilo liter (kl) per tahun.

Sebagai informasi, Kilang Cilacap pada awalnya dibangun di lahan seluas 200 hektar (ha) pada 1974. Lokasinya berada di Jalan M.T. Haryono, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.  Kilang ini memiliki fasilitas FOC I, Lube Oil Complex (LOC) I dan Utilities.

Dalam perkembangannya, unit Residual Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) dibangun di area kilang tersebut pada 2011 untuk memanfaatkan teknologi katalis.

Teknologi katalis digunakan sebagai konversi minyak berat atau residu, baik atmosferik maupun vacuum residue oil menjadi produk gasoline, LPG dan propylene/propilena.

“RFCC inilah yang mampu mengkerek total kapasitas produksi sebesar 17,8 persen hingga mencapai 348 ribu barel per hari,” terang Ifki. (LRD)