Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF)
Transportasi dan Logistik

Pertamina Patra Niaga Bersiap Salurkan Bahan Bakar Penerbangan Ciptaannya

  • Pendistribusian SAF adalah langkah yang penting untuk memberikan bahan bakar aviasi yang lebih ramah lingkungan.

Transportasi dan Logistik

Bintang Surya Laksana

JAKARTA - Setelah pada 10 Oktober 2023 lalu bahan bakar ramah lingkungan untuk pesawat terbang yang dikembangkan oleh Pertamina dan Garuda Indonesia dilaporkan telah berhasil lolos uji terbang pertamanya, Pertamina Patra Niaga dikabarkan bakal mempersiapkan infrastruktur untuk penyaluran bahan bakar yang disebut sebagai Sustainable Aviation Fuel (SAF) tersebut.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan dalam keterangan resmi pada 13 Oktober 2023 mengungkapkan perusahaan terus mempersiapkan diri untuk menyediakan SAF dengan baik. Hal tersebut terus diupayakan karena penggunaan SAF telah menjadi bagian dari transisi energi global dan telah diadopsi oleh beberapa maskapai penerbangan di beberapa bandara.

Riva menegaskan kesiapan perusahaan dalam menyediakan pendistribusian SAF adalah langkah yang penting untuk memberikan bahan bakar aviasi yang lebih ramah lingkungan bagi industri penerbangan di Indonesia. 

“Ini juga sejalan dengan upaya Pertamina Group dalam mendukung program transisi energi dan mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060,” ujar Riva.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati juga menegaskan bahwa Pertamina sebagai perusahaan energi sedang berupaya aktif dalam pengembangan bahan bakar hijau. Salah satu inisiatif yang dilakukan perusahaan adalah dengan produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk industri penerbangan di Indonesia.

“Produk SAF merupakan hasil inovasi lintas fungsi dan subholding Pertamina, ini merupakan bukti berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan renewable fuel khususnya bahan bakar pesawat terbang,” ujar Nicke.

Nicke berharap SAF dapat segera dipasarkan ke penerbangan komersial sebagai tonggak utama pengembangan energi hijau di Indonesia dan berkontribusi pada program dekarbonisasi.

Pengembangan SAF sendiri merupakan kolaborasi dari berbagai pihak. Kolaborasi tersebut melibatkan Garuda Indonesia, Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, ITB, APROBI, BPDPKS, LEMIGAS, BRIN serta para anak usaha Pertamina dan Garuda Indonesia.