Pertamina Sebut Konsumsi LPG 3 Kg akan Over Kuota pada 2023
- PT Pertamina Patra Niaga memproyeksikan konsumsi LPG 3kg akan jebol pada Desember 2023 menjadi 8,22 juta meterik ton (MT) padahal kuota pada 2023 mencapai 8 juta MT.
Energi
JAKARTA - PT Pertamina Patra Niaga memproyeksikan konsumsi LPG 3kg akan melebihi kuota pemakaian pada Desember 2023 menjadi 8,22 juta meterik ton (MT) dari 8 juta MT.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution merinci, realisasi per Mei 2023, konsumsi LPG 3 kg mencapai telah 3,32 juta MT atau lebih 8,4% dari kuota di APBN 2023 sebesar 3,06 juta MT.
"Dalam prognosa kami akhir Desember 2023 ini akan over kuota 2,7 persen," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu, 14 Juni 2023.
Konsumsi LPG 3 kg yang jebol ini katanya terjadi di berbagai daerah. Mulai dari Sumbagut 103,5%, Sumbangsel 104,8%, Jawa Bagian Barat 101,3%, Jawa Bagian Timur 104,1%, Jatimbalinus 103,1%, Kalimantan 104,7%, Sulawesi 101,1%.
- Pelatih Argentina Disebut Restui Messi Tak ke Jakarta
- SeaBank Kucurkan Kredit Rp300 Miliar Lewat Pinjol AdaKami
- Penelitian Terbaru: Ada Kaitan antara Penggunaan Pil Kontrasepsi dan Depresi
Sebab Over Kuota dan Estimasi Subsisi LPG 3kg
Kelebihan proyeksi konsumsi gas melon itu disebabkan karena belum masifnya pendataan pembelian tabung gas subisidi itu di tengah masyarakat. Sementara itu, disparitas harga dengan LPG nonsubsidi makin lebar yang terlihat dari migrasi pembelian ke gas tabung subsidi yang terus meningkat setiap tahunnya.
Secara keseluruhan, pemerintah memberikan alokasi subsidi LPG 3 kg sepanjang 2023 diangka Rp117,84 triliun di dalam dana DIPA. Sementara dengan realisasi LPG 3 kg mencapai 3,32 juta MT per Mei 2023, nilai subsidinya sudah menembus Rp34,01 triliun. Karena itu, Alfian berharap kuota yang jebol ini bisa ditutup kompensasinya dari anggaran DIPA yang masih besar.
Alfian memperkirakan, kuota yang akan jebol jadi 8,22 juta MT dengan asumsi subsidinya sekitar Rp85,45 triliun.
Konsumsi LPG Nonsubsidi Justru Merosot
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, realisasi penyaluran LPG nonsubsidi pada 2019 sebanyak 0,66 juta MT, lalu tahun 2020 sebanyak 0,62 juta MT, tahun 2021 0,60 juta MT.
Tutuka melanjutkan, untuk realisasi tahun 2022 sebanyak 0,46 juta ton. Sedangkan hingga Mei 2023 realisasinya baru sebanyak 0,15 juta MT. Sementara proporsi LPG PSO 95,6% dan nonpso (nonsubsidi) 4% saja.
Terjadinya hal ini bisa disebabkan oleh adanya disparitas harga antara LPG subsidi dengan LPG nonsubsidi makin lebar yang terlihat dari migrasi pembelian ke gas tabung subsidi yang terus meningkat setiap tahunnya.