Pertamina Siapkan Anggaran Investasi US$2 Miliar untuk Blok Rokan Duri, Riau
- Melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), perseroan resmi mengakuisisi pengelolaan Blok Rokan di Duri, Riau dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada Senin, 9 Agustus 2021.
Nasional
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyiapkan anggaran investasi senilai lebih dari US$2 miliar untuk pengembangan Blok Rokan sampai dengan 2025 sekaligus menjaga tingkat produksi wilayah kerja tersebut.
Melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), perseroan resmi mengakuisisi pengelolaan Blok Rokan di Duri, Riau dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada Senin, 9 Agustus 2021.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan Pertamina berkomitmen mempertahankan produksi migas Blok Rokan pasca alih kelola dengan melakukan pengeboran sumur baru secara masif.
- Harga Emas Hari Ini: Anjlok Rp10.000
- Golden Energy Mines Tebar Dividen Interim Rp860,53 Miliar, Ini Jadwal Lengkapnya
- Borong Rp1,36 Triliun Saham IPO Bukalapak, Pemerintah Singapura Punya Porsi BUKA 11 Persen
Program yang selama ini telah berjalan juga dilanjutkan, termasuk penggunaan enhanced oil recovery (EOR) yang telah menunjang produksi migas secara signifikan.
“Pertamina telah menetapkan anggaran investasi sampai dengan 2025 sebesar lebih dari US$2 miliar,” ujarnya dalam acara Serah Terima Wilayah Kerja Rokan, Senin, 9 Agustus 2021.
Pengakuisisian Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina ini menjadi sangat krusial bagi industri migas nasional. Pasalnya, Blok Rukan di Duri, Riau ini termasuk blok skala besar, sehingga tingkat produksi migas ke depannya sangat diandalkan untuk menambah kemampuan migas nasional.
Blok Rokan ini mampu memproduksi sekitar 170 Mbopd (24% produksi minyak nasional). Blok ini meliputi 104 lapangan minyak yang terdiri 85 lapangan aktif dan lapangan utama: Duri, Minas, Bangko, Balam South, Petapahan. Luas areal Blok Rokan tersebut mencapai 6.453 km2.
Kedepannya, Blok Rokan Duri, Riau akan dikelola bersama oleh SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Kontrak bagi hasil ditandatangani antara dua BUMN tersebut telah disetujui Menteri ESDM, Dr. Mirza Mahendra, S.T., M.T., pada 9 Mei 2019.
Jangka waktu kontrak adalah bagi hasil 20 tahun (2021-2041), efektif mulai 9 Agustus 2021 menggunakan skema bagi hasil gross split. Pada masa transisi, telah disusun program pengeboran sumur baru 2021, baik oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) maupun PHR sebagai salah satu upaya menahan turunnya produksi minyak. PHR akan melaksanakan program-program produksi baru dengan target dapat memproduksikan total 1,5 miliar barel selama 20 tahun.
Pada periode Agustus—Desember 2021, PHR berencana melakukan pengeboran 161 sumur baru, termasuk sisa sumur dari komitmen operator sebelumnya. Untuk 2022, juga direncanakan penambahan pengeboran sedikitnya 500 sumur.
Dari data Kementerian ESDM, pada akhir Juli 2021 rata-rata produksi Blok Rokan sekitar 160.000 barel minyak per hari untuk minyak bumi dan 41 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk gas bumi.
Melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), perseroan resmi mengakuisisi pengelolaan Blok Rokan di Duri, Riau dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada Senin, 9 Agustus 2021.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan Pertamina berkomitmen mempertahankan produksi migas Blok Rokan pasca alih kelola dengan melakukan pengeboran sumur baru secara masif. Program yang selama ini telah berjalan juga dilanjutkan, termasuk penggunaan enhanced oil recovery (EOR) yang telah menunjang produksi migas secara signifikan.
“Pertamina telah menetapkan anggaran investasi sampai dengan 2025 sebesar lebih dari US$2 miliar,” ujarnya dalam acara Serah Terima Wilayah Kerja Rokan, Senin, 9 Agustus 2021.
Pengakuisisian Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina ini menjadi sangat krusial bagi industri migas nasional. Pasalnya, Blok Rukan di Duri, Riau ini termasuk blok skala besar, sehingga tingkat produksi migas ke depannya sangat diandalkan untuk menambah kemampuan migas nasional.
Blok Rokan ini mampu memproduksi sekitar 170 Mbopd (24% produksi minyak nasional). Blok ini meliputi 104 lapangan minyak yang terdiri 85 lapangan aktif dan lapangan utama: Duri, Minas, Bangko, Balam South, Petapahan. Luas areal Blok Rokan tersebut mencapai 6.453 km2.
Kedepannya, Blok Rokan Duri, Riau akan dikelola bersama oleh SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Kontrak bagi hasil ditandatangani antara dua BUMN tersebut telah disetujui Menteri ESDM, Dr. Mirza Mahendra, S.T., M.T., pada 9 Mei 2019.
Jangka waktu kontrak adalah bagi hasil 20 tahun (2021-2041), efektif mulai 9 Agustus 2021 menggunakan skema bagi hasil gross split. Pada masa transisi, telah disusun program pengeboran sumur baru 2021, baik oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) maupun PHR sebagai salah satu upaya menahan turunnya produksi minyak. PHR akan melaksanakan program-program produksi baru dengan target dapat memproduksikan total 1,5 miliar barel selama 20 tahun.
Pada periode Agustus—Desember 2021, PHR berencana melakukan pengeboran 161 sumur baru, termasuk sisa sumur dari komitmen operator sebelumnya. Untuk 2022, juga direncanakan penambahan pengeboran sedikitnya 500 sumur.
Dari data Kementerian ESDM, pada akhir Juli 2021 rata-rata produksi Blok Rokan sekitar 160.000 barel minyak per hari untuk minyak bumi dan 41 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk gas bumi.