Depo Pertamina Plumpang.
Nasional

Pertamina Tak Akan Tutup Depo Plumpang, Sebagian Warga Diminta Relokasi Untuk Pembangunan Buffer Zone

  • Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menegaskan bahwa Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang akan dipindahkan secara bertahap ke lahan milik PT Pelindo (Persero) yang berlokasi di Tanjung Priok.
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menegaskan bahwa depo atau Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang tidak mungkin ditutup karena akan mengganggu pasokan BBM Nasional. Opsi yang akan ditempuh perusahaan adalah pemindahkan sebagian secara bertahap ke lahan milik PT Pelindo (Persero) yang berlokasi di Tanjung Priok.

Nicke mengatakan opsi tersebut juga akan dibarengi dengan membuat jarak aman atau buffer zone di sekitar Depo Plumpang.

Adanya pembangunan buffer zone semata-mata bukan hanya mengamankan pasokan BBM namun juga memastikan keamanan dan keselamatan warga sekitar Plumpang tersebut. Nicke menyebut, Depo Plumpang bukan hanya menyimpan pasokan BBM namun juga LPG, pelumas dan pusat teknologi.

"Warga ini yang relokasi di buffer zone, karena Terminal Plumpang tidak bisa kita tutup ini bisa berpengaruh terhadap ketahanan suplai nasional," tegasnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR dilansir Rabu, 15 Maret 2023.

Adapun depo tersebut menyimpan 15% pasokan BBM untuk menyuplai 790 SPBU di 19 kabupaten/kota. Maka Depo Plumpang memiliki peran yang strategis untuk menjaga rantai pasok energi nasional. Menurut dia, menutup dan memindahkan depo secara langsung pasti akan mengganggu distribusi nasional.

Direktur Utama Pertamina ini mengatakan, tempat baru Depo Plumpang bernama Green Multipurpose Terminal di Kalibaru seluas 32 hektare, yang nantinya tidak akan berfungsi menyimpan pasokan energi fosil, melainkan digunakan untuk pengembangan bahan bakar ramah lingkungan.

"Nanti lahan dari Pelindo baru siap dibangun di akhir 2024 jadi setelah itu baru kita siap membangun, itupun butuh waktu antara 2-3 tahun, sehingga Terminal Kalibaru ini mungkin baru jadi sekitar 4-5 tahun kemudian," tandasnya