China-GenZ-1024x683.jpg
Gaya Hidup

Pertanda Buruk Bagi China, Hampir Separuh Wanita Muda Mereka Tidak Mau Menikah

  • 34,5% dari mereka yang disurvei mengatakan tidak punya waktu atau energi untuk menikah

Gaya Hidup

Amirudin Zuhri

BEIJING-Sebuah survei terbaru menemukan bahwa hampir setengah dari wanita muda perkotaan China tidak berencana untuk menikah

Survei dilakukan sayap Liga Pemuda Komunis China dengan melibatkan 2.905 pemuda yang belum menikah yang tinggal di kota-kota China yang erusia usia 18 dan 26 tahun. Ditemukan bahwa 44% responden wanitanya tidak berniat untuk menikah, dengan 25% responden pria survei mengatakan hal yang sama.

Saat ditanya mengapa Gen Z China ini tidak ingin menikah 34,5% dari mereka yang disurvei mengatakan tidak punya waktu atau energi untuk menikah. Sementara itu, 60,8% Gen Z China yang disurvei mengatakan mereka merasa sulit untuk menemukan orang yang tepat.

Sebagaimana dilaporkan Business Insider Selasa 12 Oktober 2021, peserta menyebutkan beberapa alasan lain untuk tidak menikah, termasuk biaya pernikahan dan beban ekonomi memiliki anak. Sepertiga responden juga mengatakan mereka tidak percaya pada pernikahan, dan persentase yang sama mengatakan mereka tidak pernah jatuh cinta.

Hasil survei ini merupakan pertanda buruk bagi China, yang tahun ini berusaha menerapkan kebijakan baru untuk meningkatkan angka kelahirannya. Negara tersebut melaporkan penurunan 70% dalam tingkat perceraiannya pada kuartal pertama tahun 2021 setelah memberlakukan undang-undang "cooling-off" yang mengamanatkan bahwa pihak berwenang setempat harus menunggu satu bulan sebelum menyetujui perceraian pasangan. 

Undang-undang tersebut diterapkan dalam upaya untuk meningkatkan tingkat kelahiran China yang lesu dengan mencegah perceraian impulsif.

Mei 2021 ini, China juga meluncurkan kebijakan tiga anak dan  mencabut larangan sebelumnya untuk memiliki lebih dari dua anak per pasangan. Penghapusan kebijakan dua anak adalah yang kedua kalinya dalam lima tahun di mana China membuat perubahan signifikan pada pedoman pengendalian populasinya. Pada 2016, pemerintah China membalikkan kebijakan satu anak yang diterapkan pada 1979 untuk menekan ledakan populasi negara itu.

Pergeseran penting dalam kebijakan kependudukan China tahun ini terjadi setelah laporan bahwa negara itu mencatat tingkat pertumbuhan populasi paling lambat sejak 1950-an. Angka-angka ini terungkap dalam sensus penduduk sekali dalam satu dekade yang mencatat bahwa tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata penduduk China turun menjadi 0,53% selama sepuluh tahun terakhir,  turun dari 0,57% antara tahun 2000 dan 2010.

Total populasi China saat ini masih mencapai 1,41 miliar orang, meskipun Reuters melaporkan bahwa mereka meleset dari target yang ditetapkan pada 2016 untuk mencapai 1,42 miliar orang pada 2020.