Pertandingan Sepakbola BRI Liga 1 antara Arema dan Persebaya Surabaya berakhir ricuh
Nasional

Pertandingan BRI Liga 1 Berakhir Ricuh, 127 Orang Meninggal Dunia

  • JAKARTA - Pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 dalam lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan Malang be

Nasional

Redaksi

Redaksi

Author

JAKARTA - Pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 dalam lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan Malang berakhir ricuh. Sekitar 127 Orang dinyatakan meninggal dunia. 
Kejadian itu menurut data bisa menjadi peristiwa terkelam sejarah sepakbola Indonesia, bila dilihat dari sisi jumlah korban dari semua pertandingan yang berlangsung di Tanah Air.

Seperti yang diketahui, laga Arema vs Persebaya berlangsung ricuh setelah Arema dipastikan tumbang 2-3 dari tim berjuluk Bajul Ijo tersebut.

Bank BRI Merupakan sponsor utama dalam perhelatan liga 1 tersebut dengan nilai pembiayaan sekitar Rp100 miliar untuk satu tahun kompetisi. Nilai ini masih di bawah estimasi sponsorship tahun sebelumnya yang mencapai Rp150 miliar.

Seperti dikutip dari MNC Portal Indonesia kericuhan dimulai ketika para Aremania turun ke lapangan begitu peluit panjang dibunyikan sekitar pukul 22.00 WIB. Mereka kecewa setelah tim kesayangan mereka kalah dari sang rival bebuyutan.

Para Aremania terlihat merusak beberapa fasilitas stadion dan juga bentrok dengan petugas keamanan. Bahkan, terpantau mobil petugas keamanan rusak parah karena menjadi bulan-bulanan para pendukung tim tuan rumah.

Petugas keamanan berusaha untuk mengontrol situasi yang tidak kondusif itu. Gas air mata pun mereka lontarkan ke arah tribun penonton.

Lemparan gas air mata itu pun membuat para penonton di tribun menjadi panik karena membuat mata perih. Situasi pun semakin kacau karena mereka berusaha untuk mencari jalan keluar dengan berdesak-desakan.

Karena desak-desakan dan gas air mata itulah yang membuat banyak korban berjatuh. Tercatat sejauh ini ada 127 orang yang meninggal, dan hal tersebut menjadi yang terbanyak dalam sejarah peristiwa kelam sepakbola di Tanah Air.