Pertashop Usul Jual Pertalite, Menteri ESDM: Nanti Pertamax Tidak Laku
- Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara terkait usulan para pengusaha Pertamina Shop (Pertashop) untuk penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan solar, usai merugi.
Energi
JAKARTA - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara terkait usulan para pengusaha Pertamina Shop (Pertashop) untuk menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan solar.
Arifin mengatakan, kemungkinan opsi tersebut akan dikaji lebih lanjut. Namun ia menegaskan opsi ini belum tentu direalisasikan ke depannya.
"Kalau Pertashop ikut dijual Pertalite, nanti Pertamax tidak laku," katanya kepada awak media di Ice BSD pada Rabu, 12 Juli 2023.
- Dianggap Ancam Spesies Asli, Australia Bakal Basmi Kucing Liar
- Dewan Penasihat Bisnis ASEAN Tunjuk Lauren Blasco Jadi Perwakilan Pusat Keunggulan Karbon
- Guyuran Subsidi KUR Rp450 Triliun Dinilai Matikan Koperasi
- Tumbuh Moderat, Penerimaan Pajak Semester I 2023 Tembus Rp1.105,6 Triliun
Senada dengan Arifin, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan, Pertamina sedang mengkaji opsi yang bisa menyelamatkan Pertashop dari kerugian.
Akan tetapi, Pertamina belum bisa memberikan izin Pertashop menjual BBM subsidi seperti Pertalite dan LPG subsidi 3 kilogram karena berkaitan dengan beban anggaran pemerintah.
"Menjual Pertalite itu akan dikaji tapi tidak dengan serta merta kami memberikan akses kepada produk subsidi, tapi mungkin akan ada pendekatan-pendekatan lain," ungkapnya.
Nasib Pertashop
Riva menyayangkan kondisi pelik yang saat ini dialami para pengusaha Pertashop. Sebab, seharusnya keberadaan Pertashop lebih diperbanyak untuk memberikan akses energi yang lebih dekat kepada masyarakat.
Merespons kerugian, Pertamina bersama stakeholder terkait akan berupaya untuk meningkatkan margin atau keuntungan Pertashop.
Sebelumnya, para pengusaha Pertashop mengeluh sedang berada di ambang kebangkrutan. Hal ini disebabkan masih menjamurnya pengecer yang menjual BBM subsidi.
Hal itu kemudian membuat persaingan menjadi tidak sehat. Alasannya, Pertashop hanya bisa menjual BBM non subsidi. Di sisi lain, mayoritas masyarakat menggunakan BBM subsidi seperti solar dan Pertalite.
Sehingga, produk Pertashop kalah saing dengan pengecer yang menjual BBM subsidi. “Kami tidak bisa jika menjual Pertamax. Untungnya hanya Rp800. Sementara masih harus bersaing dengan pengecer yang menjual Pertalite,” kata Ketua Hukum Paguyuban Pengusaha Pertashop Jateng dan DIY, I Nyoman Adi Feri.