
Pertumbuhan Aset Bank Syariah Kalahkan Konvensional, BSI Perkuat Posisi Sebagai Pemain Utama
- BSI terus mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin di industri perbankan syariah nasional. Sepanjang 2024, BSI mencatat pangsa pasar 41,26% di industri perbankan syariah, dengan pangsa pembiayaan mencapai 44,10%.
Perbankan
JAKARTA - Industri perbankan syariah di Indonesia mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional sepanjang 2024. Data dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menunjukkan bahwa aset bank syariah tumbuh 11,59% secara tahunan (yoy) per November 2024, lebih tinggi dari pertumbuhan aset industri perbankan secara keseluruhan yang mencapai 7,93% yoy.
Dari sisi pembiayaan, bank syariah mencatat pertumbuhan 11,24% yoy, mengungguli kredit perbankan konvensional yang tumbuh 10,79% yoy. Begitu pula dengan dana pihak ketiga (DPK) bank syariah yang meningkat 12,84% yoy, sementara DPK perbankan konvensional hanya naik 7,54% yoy.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa perkembangan ini mendorong peningkatan pangsa pasar bank syariah di Indonesia. "Market share perbankan syariah tumbuh menjadi 8,06%, sementara pangsa DPK mencapai 7,99%," ujar Hery dalam paparan kinerja BSI tahun 2024 yang diselenggarakan secara virtual, Kamis, 6 Februari 2025.
- Partai Buruh Minta Presiden Pecat Bahlil
- Tumbuh Signifikan! EXCL Raih Kenaikan Pendapatan, Pelanggan, dan ARPU di 2024
- Kisah Kepahlawanan Anjing Alaska (Bagian III): Legenda Kaasen dan Balto
Laba Bersih dan Kinerja Keuangan BSI 2024
BSI berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp7 triliun sepanjang 2024, tumbuh signifikan sebesar 22,83% dibandingkan 2023 yang sebesar Rp5,7 triliun. Capaian ini ditopang oleh pendapatan setelah distribusi hasil yang meningkat 8,25% yoy menjadi Rp18,57 triliun.
Selain itu, pembiayaan BSI tumbuh 15,92% yoy menjadi Rp277,85 triliun per Desember 2024, dengan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) yang tetap terjaga di level 1,90% gross dan 0,50% net. Total aset BSI juga meningkat 15,49% yoy menjadi Rp408,41 triliun pada akhir 2024.
BSI di Puncak Industri Perbankan Syariah
BSI terus mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin di industri perbankan syariah nasional. Sepanjang 2024, BSI mencatat pangsa pasar 41,26% di industri perbankan syariah, dengan pangsa pembiayaan mencapai 44,10%.
Hery juga menyoroti kondisi ekonomi global yang mulai menunjukkan pemulihan. Beberapa bank sentral dunia seperti The Fed dan Bank Sentral Eropa telah menurunkan suku bunga masing-masing sebesar 50 basis poin (bps) pada kuartal IV-2024. Sementara itu, Indonesia baru menurunkan suku bunga sebesar 25 bps pada kuartal pertama 2025, di tengah stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi yang terkendali.
Pertumbuhan DPK dan Strategi BSI
Di tengah persaingan ketat sektor perbankan, BSI berhasil mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 11,46% yoy menjadi Rp327,45 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh dana murah (CASA) yang mencapai rasio 60,12% dari total DPK, dengan nilai mencapai Rp197 triliun atau naik 10,65% yoy. Rincian DPK BSI per akhir 2024 adalah sebagai berikut:
- Tabungan: Rp140,53 triliun
- Deposito: Rp130,58 triliun
- Giro: Rp56,33 triliun
Pengelolaan DPK yang tepat turut berkontribusi dalam menurunkan beban bagi hasil, sehingga meningkatkan profitabilitas perseroan.
- LK21 Bahaya, Berikut 5 Situs Streaming Film yang Aman
- LK21- Sarangfilm21 Ilegal, Berikut 8 Situs Streaming Film yang Aman
- Prospek Saham INCO, ANTM, dan NCKL di Tengah Bayang-bayang Oversupply Nikel Global
Inovasi dan Transformasi Digital Mendorong Kinerja
BSI terus mendorong inovasi dan transformasi digital sebagai strategi utama dalam mempertahankan pertumbuhan bisnis. Pada 2024, BSI mencatat pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee-based income/FBI) sebesar Rp5,51 triliun, naik signifikan 32,58% yoy. Fee-based ratio (FBR) juga meningkat menjadi 17,95%.
Salah satu inovasi unggulan BSI adalah pemanfaatan ekosistem ekonomi syariah, termasuk bisnis emas dan haji. Bisnis emas BSI mengalami lonjakan pesat dengan nilai mencapai Rp12,82 triliun pada akhir 2024, tumbuh 78,17% yoy. Produk cicil emas mencatat kenaikan signifikan 177,42% yoy menjadi Rp6,40 triliun, sementara gadai emas naik 31,33% menjadi Rp6,42 triliun.
Selain itu, jumlah nasabah tabungan haji BSI meningkat menjadi 5,6 juta orang pada akhir 2024, dengan saldo tabungan haji mencapai Rp14,5 triliun. Digitalisasi layanan haji menjadi faktor utama yang mendukung peningkatan ini.