<p>Warga memilih kue kering di kios pedagang Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, Senin, 3 Mei 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen pada Kuartal-II 2021 Bergantung Pada Konsumsi Rumah Tangga

  • Indonesia diproyeksikan bakal mengalami pertumbuhan ekonomi pesat pada kuartal II-2021. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 7% year on year (yoy) pada kuartal II-2021.

Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Indonesia diproyeksikan bakal mengalami pertumbuhan ekonomi pesat pada kuartal II-2021. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 7% year on year (yoy) pada kuartal II-2021.

Kendati demikian, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Byarwati menilai target tersebut sulit dicapai. Anis menyebut, efektivitas dari kebijakan pemulihan ekonomi masih belum terasa dalam mendongkrak perekonomian masyarakat.

“Pemerintah jangan terlalu ambisius dengan target pertumbuhan 7%, tetap realistis dengan pergerakan ekonomi yang masih dipenuhi ketidakpastian,” kata Anis dalam keterangan tertulis, Senin 10 Mei 2021.

Sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, Anis melihat konsumsi rumah tangga masyarakat belum pulih hingga akhir Maret 2021.

Dirinya pun mendorong pemerintah untuk lebih tanggap menyalurkan anggaran jaminan sosial dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga Indonesia terkontraksi 2,33% pada kuartal I-2021. Padahal, komponen konsumsi rumah tangga berkontribusi hingga 57% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Akibatnya, PDB Indonesia pun menyusut pada kuartal I-2021. PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Indonesia mencapai 2.683,1 triliun. Sementara itu PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada Kuartal I-2021 tercatat sebesar Rp3.969,1 triliun.

Realisasi itu masih lebih kecil dibandingkan PDB ADHK dan ADHB pada kuartal I-2020 yang masing-masing sebesar Rp2.703,1 triliun dan Rp3.9222,6 triliun.

Berdasarkan data Kemenkeu, realisasi dana PEN hingga 16 April 2021 mencapai Rp134,07 triliun atau 19% dari pagu anggaran yang sebesar Rp699,43 triliun. Adapun realisasi program perlindungan sosial baru mencapai Rp47,92 triliun atau 32% dari pagu anggaran sebesar Rp150,88 triliun.

“Pertumbuhan ekonomi masih minus merupakan bukti menangani pandemi belum serius dan efektif. Manajemen pendistribusian bansos, khususnya validitas data harus dibenahi,” ucap Anis.

Pendiri dan ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Hendri Saparani menyatakan 82% konsumsi rumah tangga Indonesia pada kuartal I-2021 masih didominasi masyarakat menengah ke atas. Menurutnya, momentum masyarakat kelas bawah untuk konsumsi pada kuartal II-2021 terganjal kebijakan larangan mudik

“Masyarakat kelas bawah itu sangat sulit spending karena momentumnya untuk mudik dilarang, mereka hanya bisa melakukan perjalanan itu umumnya sekali. Beda dengan masyarakat menengah ke atas yang bisa spending dan bepergian bahkan sebelum puasa dan setelah puasa nanti,” kata Hendri dalam diskusi virtual, Minggu 9 Mei 2021.

Oleh karena itu, ekonomi daerah tujuan mudik pun sulit terungkit pada momentum lebaran tahun ini. Hendri mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mengadakan kampanye-kampanye produk asli daerah tersebut untuk mendongkrak konsumsi.

“Kemarin Bapak Presiden sempat bilang kalau simpanan Pemda yang mengendap di Bank itu masih tinggi. Karena orang-orang tidak bisa mudik, harusnya Pemda bisa mengadakan kampanye pakai APBD untuk mendorong warganya membeli produk andalan daerah tersebut,” terang Hendri.

Berbeda dengan Indonesia, dua negara di ASEAN ini, yakni Vietnam dan Singapura, telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 yang impresif. 

Pengendalian COVID-19 yang ketat serta ekspor yang cemerlang membawa Vietnam mengalami pertumbuhan ekonomi 4,48% yoy pada kuartal I-2021. Sementara itu ekonomi singapura tumbuh 0,2% yoy atau 2% month to month (mtm) pada tiga bulan pertama tahun ini. (RCS)